Menu

Hadapi Senjata Biologis AS, Rusia dan China Bersatu

Riko 2 Feb 2024, 19:04
Presiden China Xi Jinping dan Rusia Vladimir Putin sangat akrab bersalaman (net)
Presiden China Xi Jinping dan Rusia Vladimir Putin sangat akrab bersalaman (net)

RIAU24.COM - Pemerintah Rusia dan China melakukan pertemuan antar-lembaga di Beijing untuk berbagi penilaian mereka mengenai masalah keamanan biologis. Kedua negara tersebut membahas cara mengatasi ancaman yang ditimbulkan senjata biologis khususnya yang diduga dikembangkan militer Amerika Serikat (AS).

Moskow dan Beijing sepakat bekerja sama dalam upaya memperkuat Konvensi Senjata Biologis dan Beracun (BTWC), perjanjian yang ditandatangani 109 negara pada tahun 1972 untuk memblokir pengembangan persenjataan non-konvensional ini, menurut pernyataan Kementerian Luar Negeri (Kemlu) Rusia pada Kamis (1/2/2024). 

“Pertemuan tersebut menegaskan kesatuan pendekatan Rusia dan China terhadap keamanan biologis,” papar kementerian tersebut, seraya menambahkan, “Perhatian khusus dalam konteks ini diberikan pada aktivitas militer dan biologis Amerika Serikat.” 

“Perlunya koordinasi yang lebih erat dan interaksi konstruktif baik dalam format bilateral dan forum multilateral yang relevan, terutama dalam kerangka BTWC, PBB dan SCO (Organisasi Kerjasama Shanghai),” ungkap Kemlu Rusia melansir Sindonews.

Rusia, China, dan 14 negara lainnya mengeluarkan pernyataan bersama pada Desember yang menyerukan penguatan kebijakan PBB terhadap senjata biologis dan kimia. 

“Yakin bahwa penggunaan tersebut akan menjijikkan bagi hati nurani umat manusia, kami bertekad mengutuk penggunaan bahan kimia beracun, agen biologis atau racun sebagai senjata oleh siapa pun, di mana pun dan kapan pun, dan meminta pertanggungjawaban mereka yang bertanggung jawab atas penggunaan tersebut,” tegas pernyataan itu. 

Moskow dan Beijing telah berulang kali mendesak AS dan sekutunya untuk lebih transparan mengenai aktivitas biologis militer mereka. Pembicaraan hari Rabu antara kedua pemerintah memberikan “perhatian khusus” pada aktivitas senjata biologis Pentagon, menurut Kementerian Luar Negeri Rusia. 

Kedutaan Besar Rusia di Washington tahun lalu menuduh AS melakukan “pelanggaran berat” terhadap BTWC, termasuk penelitian senjata biologis ilegal di laboratorium yang tersebar di seluruh dunia. 

Washington bermaksud menggunakan agen biologis berbahaya dan epidemi buatan untuk memajukan kepentingannya, klaim Kedubes Rusia tersebut. 

AS dan sekutu NATO-nya memveto resolusi PBB tahun lalu yang menyerukan penyelidikan terhadap biolab Washington di Ukraina. Beberapa proyek senjata biologis yang “belum selesai” dipindahkan ke Afrika di tengah konflik di Ukraina, menurut Kementerian Pertahanan Rusia pada November. 

Kementerian tersebut menuduh Washington mengeksploitasi warga Nigeria sebagai “sumber daya klinis gratis”, melakukan penelitian ilegal dengan alasan kesehatan masyarakat. Pertemuan pekan ini di Beijing juga mencakup pembicaraan pada Kamis mengenai ancaman keamanan di luar angkasa.

“Kedua belah pihak saling bertukar penilaian mengenai situasi terkini di kawasan ini,” papar Kementerian Luar Negeri Rusia.

“Mereka menekankan perlunya melanjutkan kerja sama yang erat dan upaya bersama yang aktif untuk mencegah perlombaan senjata di luar angkasa dan persenjataannya.”