Menu

Netanyahu: Kabinet Israel akan Setujui Rencana IDF untuk Serangan Darat Rafah Minggu Depan

Amastya 25 Feb 2024, 12:41
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu /Reuters
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu /Reuters

RIAU24.COM Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan kabinet akan bersidang minggu depan untuk membahas dan menyetujui rencana Pasukan Pertahanan Israel (IDF) untuk melancarkan serangan darat di Rafah, kota paling selatan di Jalur Gaza.

Netanyahu menambahkan bahwa pertemuan itu juga akan mencakup rencana evakuasi warga sipil dari daerah tersebut.

Langkah itu dilakukan di tengah negosiasi yang sedang berlangsung dengan Hamas untuk mengamankan kesepakatan gencatan senjata ketiga dan putaran pembebasan sandera lainnya.

"Kami sedang bekerja untuk mencapai kerangka kerja lain untuk pembebasan sandera kami, serta penyelesaian penghapusan batalyon Hamas di Rafah," kata Netanyahu pada hari Sabtu (24 Februari).

"Itulah sebabnya saya mengirim delegasi ke Paris dan malam ini kita akan membahas langkah selanjutnya dalam negosiasi," tambahnya.

Netanyahu menegaskan kembali bahwa, “hanya kombinasi tekanan militer dan negosiasi tegas yang akan mengarah pada pembebasan sandera kami, penghapusan Hamas, dan pencapaian semua tujuan perang.”

Serangan darat Rafah

Israel telah mengeluarkan ultimatum kepada Hamas bahwa mereka akan melancarkan serangan darat di Rafah pada 10 Maret jika para sandera tidak dibebaskan pada bulan Ramadhan.

"Dunia harus tahu, dan para pemimpin Hamas harus tahu, jika pada Ramadhan sandera kami tidak ada di rumah, pertempuran akan berlanjut di mana-mana, termasuk daerah Rafah," kata anggota kabinet perang Israel Benny Gantz pekan lalu.

Lebih dari satu juta pengungsi Palestina telah mencari perlindungan di Rafah, yang terletak di perbatasan dengan Mesir.

Namun, setelah pembicaraan gencatan senjata tidak membuahkan hasil, Netanyahu mengatakan pasukan Israel akan berjuang sampai kemenangan total.

Rafah adalah pusat populasi besar terakhir di Gaza yang belum dimasuki pasukan Israel.

Pengumuman Netanyahu telah memicu kekhawatiran internasional mengenai keselamatan warga sipil.

Hamas mengatakan setiap serangan darat Israel di Rafah akan meledakkan negosiasi pertukaran sandera, yang saat ini sedang berlangsung di Paris.

Menurut laporan, delegasi Israel yang berada di Paris kembali ke negara itu pada hari Sabtu dengan optimisme mencatat bahwa kesepakatan dapat dicapai untuk menghentikan sementara pertempuran di Jalur Gaza dengan pembebasan sandera Israel dan asing.

Namun, serangan darat yang menjulang mengancam untuk membatalkan kerangka kesepakatan gencatan senjata, para ahli berpendapat.

Sejak kesepakatan gencatan senjata kedua antara Israel dan Hamas runtuh, Tel Aviv telah menaikkan taruhan dengan meluncurkan kembali operasi udara dan darat.

Kementerian Kesehatan Palestina yang dikelola Hamas mengklaim bahwa lebih dari 29.000 orang telah tewas sejak Israel melancarkan operasi pembalasan menyusul serangan kelompok militan itu pada 7 Oktober di Israel selatan.

(***)