Menu

Studi Mengungkapkan Jika Puasa Intermiten Dapat Meningkatkan Risiko Kematian Kardiovaskular

Devi 24 Mar 2024, 20:21
Studi Mengungkapkan Jika Puasa Intermiten Dapat Meningkatkan Risiko Kematian Kardiovaskular
Studi Mengungkapkan Jika Puasa Intermiten Dapat Meningkatkan Risiko Kematian Kardiovaskular

RIAU24.COM - Sebuah studi baru-baru ini yang diterbitkan oleh American Heart Association telah menjelaskan potensi kerugian dari puasa intermiten, sebuah tren diet yang mendapatkan popularitas dalam beberapa tahun terakhir karena manfaat kesehatannya.
Bertentangan dengan ekspektasi, penelitian ini menunjukkan bahwa puasa intermiten sebenarnya dapat meningkatkan risiko kematian akibat penyakit kardiovaskular.

Puasa intermiten   

Puasa intermiten adalah praktik umum di mana Anda makan semua makanan dalam jangka waktu delapan jam dan berpuasa selama 16 jam tersisa di hari itu. Namun, penelitian yang dipublikasikan pada Senin 18 Maret menemukan bahwa membatasi waktu makan hanya delapan jam sehari dikaitkan dengan peningkatan risiko kematian akibat penyakit jantung sebesar 91 persen. 

Studi ini menganalisis data lebih dari 4.000 orang dewasa berusia 18-65 tahun yang berpartisipasi dalam Survei Pemeriksaan Kesehatan dan Gizi Nasional (NHANES) dari tahun 1999 hingga 2010. Peserta dikategorikan menjadi tiga kelompok berdasarkan pola makan yang dilaporkan: mereka yang menjalankan pola makan yang konsisten jadwal waktunya, mereka yang melakukan puasa intermiten, dan mereka yang tidak memiliki pola makan teratur.

Yang mengejutkan, para peneliti menemukan bahwa individu yang melakukan puasa intermiten memiliki risiko kematian kardiovaskular yang jauh lebih tinggi dibandingkan dengan mereka yang memiliki waktu makan yang konsisten atau tidak memiliki pola makan yang teratur. Secara khusus, puasa intermiten dikaitkan dengan peningkatan risiko kematian kardiovaskular sebesar 91%.

Temuan ini telah menimbulkan kekhawatiran di kalangan profesional kesehatan dan penggemar puasa intermiten. Meskipun puasa intermiten dipuji karena potensi manfaatnya, seperti penurunan berat badan dan peningkatan kesehatan metabolisme, penelitian ini menunjukkan bahwa dampaknya terhadap kesehatan jantung mungkin kurang menguntungkan. Penting untuk dicatat bahwa penelitian ini tidak menemukan hubungan sebab-akibat langsung antara puasa intermiten dan kematian kardiovaskular.

Diperlukan penelitian lebih lanjut
Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk lebih memahami mekanisme yang mendasari dan potensi risiko yang terkait dengan pendekatan pola makan ini. Sementara itu, individu yang melakukan atau sedang mempertimbangkan puasa intermiten harus menyadari temuan ini dan berkonsultasi dengan profesional kesehatan untuk mengevaluasi kesehatan kardiovaskular mereka secara keseluruhan dan menentukan strategi diet terbaik untuk kebutuhan dan tujuan masing-masing.

Seperti halnya tren diet lainnya, moderasi dan pengambilan keputusan yang tepat adalah kuncinya. Meskipun puasa intermiten mungkin memberikan manfaat bagi sebagian orang, penting untuk memprioritaskan kesehatan dan kesejahteraan secara keseluruhan, termasuk kesehatan jantung, saat membuat pilihan makanan. ***