Donald Trump Tidak Akan Mendeportasi Pangeran Harry, Ini Alasannya
RIAU24.COM - Beberapa hari setelah meluncurkan tindakan keras besar-besaran terhadap imigran ilegal sejak kembali ke Gedung Putih, Presiden AS Donald Trump dilaporkan telah mengesampingkan deportasi Pangeran Harry dari Amerika Serikat, meskipun litigasi sedang berlangsung mempertanyakan status imigrasi Duke of Sussex.
Dalam sebuah wawancara dengan The New York Post pada Jumat (8 Februari), Donald Trump menjelaskan bahwa dia tidak ingin mengambil tindakan terhadap Pangeran Harry, anggota keluarga kerajaan Inggris yang, bersama istrinya, Meghan Markle, mengundurkan diri sebagai bangsawan yang bekerja pada Januari 2020 dan pindah ke California Selatan yang berasal dari Meghan.
"Saya tidak ingin melakukan itu," katanya.
"Aku akan meninggalkannya sendirian. Dia punya cukup banyak masalah dengan istrinya. Dia mengerikan," kata Trump.
Pernyataan Trump muncul di tengah tantangan hukum yang melibatkan visa Harry, terutama dari Heritage Foundation, yang telah menimbulkan kekhawatiran atas potensi kegagalannya untuk mengungkapkan penggunaan obat-obatan terlarang di masa lalu selama proses aplikasi visanya.
Presiden AS juga menyatakan kekaguman pada kakak laki-laki Harry yang terasing, Pangeran William, menyebutnya pemuda yang hebat.
Keduanya bertemu secara pribadi di Paris selama pembukaan kembali Katedral Notre Dame pada Desember 2024, sebuah pertemuan yang sangat kontras dengan hubungan Trump yang tegang dengan Harry dan istrinya.
Duke dan Duchess of Sussex telah lama menjadi kritikus vokal Donald Trump.
Visa AS Harry
Sebuah gugatan yang diajukan oleh The Heritage Foundation terhadap Departemen Keamanan Dalam Negeri telah memicu pertanyaan tentang kebenaran Pangeran Harry pada aplikasi visa AS-nya.
Secara khusus, pengakuannya dalam memoarnya ‘Spare’ tentang penggunaan narkoba di masa lalu, termasuk kokain, ganja, dan psikedelik, telah menimbulkan kekhawatiran.
Nile Gardiner dari Heritage Foundation menyatakan, "Siapa pun yang melamar ke AS harus jujur pada aplikasi mereka, dan tidak jelas apakah itu yang terjadi dengan Pangeran Harry," menurut laporan itu.
Lembaga pemikir konservatif telah menyiratkan bahwa Pangeran Harry mungkin telah mendapat manfaat dari perlakuan istimewa oleh pemerintahan Biden, berpotensi karena statusnya yang terkenal.
Spekulasi ini muncul dari keadaan seputar relokasi Harry dan Meghan ke California pada tahun 2020, menyusul keputusan mereka untuk mundur dari keluarga kerajaan Inggris, yang biasa disebut sebagai ‘Megxit.’
(***)