Prabowo Kumpulkan Pasukan Rapat di Istana saat Jokowi di Kirim ke Vatikan dan Isu Pemakzulan Gibran Mencuat, Ada Apa?
"Jadi memang ada kapasitas yang tidak cukup, jadi salah asuh dari awal oleh ayahnya yang dengan cepat-cepat menyodorkan Gibran ke wilayah politik. Padahal ia sebetulnya masih sangat belia untuk memahami rumitnya dan kompleksiti dari dunia politik," jelasnya.
"Nah sekarang dia diuji justru dalam sistem global yang menghendaki wakil presiden itu terlibat aktif menyusun konsep, dan itu tidak mungkin dilakukan oleh Pak Gibran," katanya.
Rocky menyayangkan tim di sekitar Gibran yang dinilainya justru mendorong Gibran tampil sebagai figur yang ingin diingat publik sebagai wakil presiden, alih-alih mempersiapkan substansi peran.
Rocky menegaskan bahwa dalam situasi global yang rawan, khususnya terkait perang tarif saat ini, kebutuhan akan pemimpin berkualitas sangat penting. Menurutnya, Gibran tidak memiliki kapasitas yang dibutuhkan untuk membaca potensi konflik internasional dan regional.
"Nah, sebaliknya, Pak Gibran kelihatannya oleh timnya diarahkan untuk mengambil momen untuk mengingatkan bahwa dia adalah wakil presiden. Padahal orang tahu memang dia wakil presiden," kata Rocky.
"Dari segi konsep Pak Gibran tidak mampu di situ tuh. Ini tim wapres nggak ngerti bahwa dunia sedang berubah dan semua orang menghendaki adanya kecerdasan keluar dari otak dari isi kepala wakil presiden, isi kepala para menteri, untuk supaya Indonesia bersiap menghadapi potensi tertinggi atau potensi ultimate solution atau sesuatu yang kita anggap, kalau perdagangan berhenti, maka semua negara akan mencari aman," jelas Rocky.