Menu

Pemimpin Reformasi Inggris Nigel Farage Kecam PM Keir Starmer Atas Pengakuan Negara Palestina

Amastya 22 Sep 2025, 14:13
Pemimpin Reformasi Inggris Nigel Farage dan PM Keir Starmer /Reuters
Pemimpin Reformasi Inggris Nigel Farage dan PM Keir Starmer /Reuters

RIAU24.COM - Pemimpin gerakan reformasi Inggris, Nigel Farage, menanggapi keputusan Perdana Menteri Inggris Keir Starmer untuk mengakui negara Palestina.

Ia mengatakan bahwa ia tidak mendukung Inggris untuk mengakui negara Palestina saat ini.

Ia berpendapat bahwa selama Hamas masih ada, langkah tersebut keliru dan akan menjadi semacam dukungan bagi terorisme.

Farage mengatakan masyarakat tidak boleh melupakan peristiwa 7 Oktober.

Meskipun ia mengakui bahwa solusi dua negara dengan pengakuan bersama dapat diterima dalam jangka panjang, ia tetap berpendapat bahwa saat ini bukanlah waktu yang tepat.

Perdana Menteri Inggris Keir Starmer mengumumkan pada hari Minggu (21 September) bahwa Inggris telah secara resmi mengakui Negara Palestina.

Selain itu, Kanada menjadi negara G7 pertama yang secara resmi mengakui Negara Palestina, dengan alasan dukungan selama puluhan tahun untuk solusi dua negara.

Tak lama kemudian, Australia juga mengumumkan pengakuannya terhadap Negara Palestina.

Inggris juga dilaporkan berencana mengumumkan sanksi baru terhadap Hamas.

Pada bulan Juli, Starmer mengatakan bahwa Inggris akan mengakui kenegaraan Palestina jika Israel gagal mengambil ‘langkah substantif’ menuju gencatan senjata dengan Hamas sebelum Sidang Umum PBB bersidang pada bulan September.

Reaksi Israel

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan bahwa tidak akan ada negara Palestina dalam sebuah pernyataan yang ditujukan kepada para pemimpin Barat, menolak pengakuan ‘sepihak’ tersebut.

Ia juga berjanji untuk memperluas permukiman Yahudi di Tepi Barat.

Netanyahu juga mengatakan bahwa para pemimpin yang mengakui negara Palestina setelah serangan 7 Oktober secara efektif memberikan imbalan kepada terorisme.

Ia menegaskan bahwa tidak akan ada negara Palestina yang didirikan di sebelah barat Sungai Yordan.

Netanyahu menambahkan bahwa ia telah menghalangi pembentukan negara semacam itu selama bertahun-tahun, meskipun menghadapi tekanan berat baik dari dalam negeri Israel maupun dari komunitas internasional.

Presiden Israel Isaac Herzog mengatakan bahwa pengakuan negara Palestina oleh negara-negara Barat merugikan mereka yang mencari perdamaian antara Israel dan Palestina.

(***)