Ketika Kamala Harris dengan Berani Menyindir Trump dan Sekutunya
RIAU24.COM - Mantan Wakil Presiden AS Kamala Harris, yang saat ini sedang tur untuk buku terbarunya, menyindir pemerintahan Donald Trump pada hari Rabu (8 Oktober).
Berbicara di sebuah acara di Los Angeles untuk mempromosikan bukunya, 107 Days, Harris berkata, "Kita sedang menjalani sejarah saat ini, dan kalian semua, para pendongeng, sedang menjalaninya. Kalian bukan pengamat pasif, kalian tahu itu. Kalian sedang menjalaninya, dan saya ingin meminta kalian semua untuk berbagi emosi yang kita rasakan – berikan emosi itu, berikan pengalaman itu kepada orang-orang yang kalian tulis tentang dan untuk mereka."
Ia menyampaikan pernyataan tersebut saat tampil di acara puncak ‘Day of Unreasonable Conversation’ di The Getty Centre, saat berpidato di hadapan para penulis dan kreator yang hadir.
"Ini kembali ke poin saya tentang membantu orang, cukup beri label saja, meskipun itu tidak mengubah keadaan. Karena ada begitu banyak hal di momen ini yang mencoba membuat orang merasa kehilangan akal sehat, padahal sebenarnya, orang-orang bodoh ini gila!" tambahnya.
Berbicara tentang malam pemilihan 2024, Harris mengenang dampak emosional kekalahannya dari Trump.
"Saya tak bisa berkata apa-apa lagi—saya terus-menerus berkata, 'Ya Tuhan, Ya Tuhan.' Saya belum pernah merasakan kesedihan dan duka sebesar itu, kecuali ketika ibu saya meninggal, dan itu adalah duka bagi negara. Saya tahu apa yang akan terjadi," kata mantan Wapres tersebut.
Ini terjadi setelah tuduhan Harris bahwa Trump menggunakan kekuatan politik untuk membungkam para kritikus.
Ia berkata, "Kita menyaksikan seorang presiden yang telah memperkaya diri sendiri dan orang-orang super kaya sementara ia menaikkan tarif dengan mengorbankan rakyat pekerja, memotong program SNAP dan Medicaid, mengabaikan sains, mengakhiri perang melawan kanker, dan mengerahkan militer Amerika Serikat ke jalanan Amerika."
"Ketika seorang presiden dengan ego yang rapuh tidak tahan ditertawakan dan menggunakan kekuasaan pemerintah federal untuk membungkam suara warga negara, orang-orang berbicara dengan isi dompet mereka minggu ini dan Jimmy Kimmel kini kembali mengudara," tambah Harris.
(***)