Menu

Prancis Memperkenalkan Wajib Militer Sukarela di Tengah Meningkatnya Ancaman Rusia

Amastya 28 Nov 2025, 14:00
Presiden Prancis Emmanuel Macron bertemu dengan para prajurit setelah meresmikan dinas militer nasional baru di pangkalan militer di Varces, Pegunungan Alpen Prancis, pada 27 November 2025/ AFP
Presiden Prancis Emmanuel Macron bertemu dengan para prajurit setelah meresmikan dinas militer nasional baru di pangkalan militer di Varces, Pegunungan Alpen Prancis, pada 27 November 2025/ AFP

RIAU24.COM - Presiden Emmanuel Macron pada hari Kamis (27 November) mengumumkan pemulihan wajib militer secara sukarela di tengah meningkatnya kekhawatiran keamanan atas ancaman Rusia dan risiko pecahnya konflik baru di Eropa.

Hampir tiga dekade setelah Prancis menghapus wajib militer, Macron mengatakan bahwa kaum muda yang ingin bergabung dengan militer dapat mendaftar untuk wajib militer selama 10 bulan.

"Layanan nasional baru akan diperkenalkan, secara bertahap mulai musim panas mendatang," ujarnya, saat berbicara kepada pasukan di Varces-Allieres-et-Risset di Prancis tenggara.

Presiden Prancis mengklarifikasi bahwa para relawan, yang sebagian besar berusia 18 hingga 19 tahun, hanya akan ditempatkan di wilayah nasional.

Langkah ini diambil lebih dari tiga setengah tahun setelah dimulainya perang Rusia-Ukraina, dan sejalan dengan pergeseran yang lebih luas dalam arsitektur keamanan Eropa, di mana negara-negara yang selama puluhan tahun bergantung pada jaminan keamanan Amerika Serikat kini curiga terhadap perubahan prioritas Presiden Donald Trump dan sikap agresif Rusia.

"Di saat semua sekutu Eropa kita membuat kemajuan dalam menghadapi ancaman yang memengaruhi kita semua, Prancis tidak bisa tinggal diam," tegas Macron.

Halaman: 12Lihat Semua