Netanyahu Minta Pengampunan dalam Kasus Korupsi, Tulis Surat ke Presiden Israel Setelah Permintaan Trump Gagal
RIAU24.COM - Benjamin Netanyahu pada hari Minggu (30 November) telah mengajukan permohonan pengampunan resmi kepada Presiden Issac Herzog, dengan mengatakan bahwa kasus-kasus yang telah berlangsung lama telah memecah belah negara.
Perdana Menteri Israel tersebut menghadapi tiga kasus korupsi terpisah yang diajukan terhadapnya pada tahun 2019, termasuk tuduhan penyuapan, penipuan, dan pelanggaran kepercayaan.
Ia berulang kali membantah melakukan kesalahan dalam kasus-kasus pengadilan yang sedang berlangsung.
"Sidang kasus saya telah berlangsung selama hampir enam tahun, dan diperkirakan akan terus berlanjut selama bertahun-tahun lagi," ujar Netanyahu dalam sebuah pernyataan video, seraya menambahkan, "berlanjutnya persidangan ini memecah belah kita dari dalam, memicu perpecahan yang sengit, dan memperparah keretakan."
Netanyahu menyatakan bahwa ia ingin dibebaskan setelah menjalani persidangan penuh, "tetapi realitas keamanan dan politik, serta kepentingan nasional, menentukan sebaliknya. Negara Israel menghadapi tantangan yang sangat besar.”
Mengonfirmasi pengajuan Perdana Menteri, kantor Herzog menyatakan, “Kantor Presiden menyadari bahwa ini adalah permintaan luar biasa yang membawa implikasi signifikan. Setelah menerima semua pendapat yang relevan, presiden akan mempertimbangkan permintaan tersebut secara bertanggung jawab dan tulus.”