Menu

Soal Pidato Surya Paloh Yang Menyindir Jokowi: PDIP: Watak Partai Diuji Ketika Berkuasa

Riko 10 Nov 2019, 15:30
Hasto Kristiyanto
Hasto Kristiyanto

RIAU24.COM -  Sekjen DPP PDI Perjuangan, Hasto Kristiyanto, menilai pidato Ketua Umum Partai Nasdem, Suryo Paloh, tidak ditempatkan sebagai sindiran atas nasionalisme PDI Perjuangan. Selain itu, apa yang disampaikan Jokowi dalam pidatonya, hanya sebagai pemecah kebekuan.

"PDI Perjuangan berpendapat bahwa apa yang disampaikan Presiden Jokowi dikategorikan sebagai ice breaker sehingga tidak perlu ditanggapi secara khusus. Itu adalah joke politik yang cerdas," kata Hasto, melansir dari Vivanews. Minggu 10 November 2019.

Ia mengatakan yang memberi tanggapan terhadap pelukan Surya Paloh dan Shohibul Iman adalah Jokowi sendiri. Ia menambahkan kritik Surya Paloh yang mempertanyakan bangsa apa kita ini sehingga hubungan rangkulan dan tali silaturahim yang dimaknai dengan beragam tafsir dan kecurigaaan ditujukan ke Presiden.

"Demikian halnya menanggapi apa-apa yang disampaikan Pak Surya Paloh dalam pidato pembukaan Kongres II Nasdem tersebut adalah hal yang lazim dilakukan," kata Hasto.

Ia menduga mungkin apa yang disampaikan tersebut sebagai bentuk otokritik Nasdem dan juga bagi kehidupan politik secara keseluruhan. Otokritik sering dilakukan dalam peristiwa politik penting seperti kongres partai.

"Jadi kami tidak merasa tersindir, terlebih rakyat tahu bahwa nasionalisme dan jalan Pancasila yang ditempuh oleh PDI Perjuangan berasal dari pengakuan rakyat secara luas, bukan hasil penilaian orang per orang," kata Hasto.

Menurutnya, Pancasilais tidaknya suatu Partai itu diukur dari konsistensi sikap, satunya kata dan perbuatan, dan dari keputusan politiknya. Pancasilais itu buah sikap politik, dan bukan hasil retorika atau pencitraan.

"PDI Perjuangan percaya bahwa jalan ideologi Pancasila yang kami tempuh adalah jalan mendapatkan kekuasaan politik dengan menangis dan tertawa bersama rakyat, bukan jalan elite dan bukan pula jalan pintas kekuasaan," kata Hasto.

Ia menegaskan juga punya tanggung jawab bahwa watak dan karakter partai itu diuji justru ketika berada di dalam kekuasaan. Di antaranya apakah partai tersebut akan menggunakan kekuasaannya untuk kemajuan rakyat dan bangsanya, atau bagi kepentingan jangka pendek elektoral partainya.

"Di sinilah moral kekuasaan dan dedikasi politik itu diukur," kata Hasto.

Menurutnya, dari pada sibuk mempersoalkan siapa yang Pancasilais, PDI Perjuangan mengajak untuk memberikan kepercayaan bagi kepemimpinan Pak Jokowi- KH Ma’ruf Amin dengan seluruh jajaran kabinetnya.

"Pemilu 2024 masih jauh. Serahkan penilaian kinerja Partai pada rakyat," kata Hasto.