Menu

WNI Dipulangkan dari Wuhan Menggunakan Batik Air, Ternyata Ini Alasannya

Siswandi 1 Feb 2020, 17:12
Presiden Direktur Lion Air Edward Sirait (kedua kiri) disaksikan Dirjen Perhubungan Udara Novie Riyanto (kiri) merapikan pakian kabin krew Batik Air yang akan menjemput WNI dari Wuhan, China. Foto: int
Presiden Direktur Lion Air Edward Sirait (kedua kiri) disaksikan Dirjen Perhubungan Udara Novie Riyanto (kiri) merapikan pakian kabin krew Batik Air yang akan menjemput WNI dari Wuhan, China. Foto: int

RIAU24.COM -  Pemerintah RI mempercayakan pemulangan para WNI di Wuhan, China, menggunakan pesawat Batik Air. Lalu, mengapa pemerintah tidak menggunakan maskapai penerbangan milik pemerintah sendiri?

Menyikapi hal ini, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi ternyata punya jawaban tersendiri. Menurutnya, langkah itu ditempuh karena saran dari Pemerintah China. Sebab, selama ini Lion Air memang memiliki rute penerbangan Jakarta-Wuhan.

"Untuk mempercepat proses clearance, otoritas Republik Rakyat Tiongkok sarankan memakai (resumption) slot yang secara reguler sudah melayani jalur tersebut," terangnya di Jakarta, Sabtu 1 Februari 2020.

Dikatakan, dalam situasi darurat seperti ini, pihaknya ingin mengutamakan kecepatan agar bisa segera mungkin mengevakuasi WNI. 

"Oleh karena itu, kita gunakan slot Lion dengan memakai Batik Air (satu grup). Pesawat badan lebar yang kita pakai muat sekitar 300 orang dan tidak perlu transit," terangnya, dilansir kumparan. 


Hal senada juga dijelaskan Menteri Perhubungan, Budi Karya Sumadi. Ia mengatakan, Lion Air Group ditunjuk pemerintah karena otoritas China telah mensyaratkan pelaksanaan evakuasi WNI haruslah operator yang memiliki izin penerbangan dari dan ke Wuhan. 

"Yang memiliki izin rute tersebut adalah Lion Air dan Sriwijaya Air. Dan yang memiliki pesawat wide body (bodi lebar) adalah Lion Air melalui pesawat Batik Air," ungkap Budi. 

Budi memastikan, pihaknya bersama Kemlu, Kemenkes, dan pihak lainnya terus mengawal seluruh WNI hingga tiba di Indonesia, termasuk sampai tahap observasi. 

"Lead sector misi (kemanusiaan) adalah Kemenlu dan Kemenkes, Kemenhub men-support. Penerbangan akan kami kawal sesuai peraturan ICAO dan perundangan berkaitan dengan safety dan security," tutup Budi. 

Pemerintah juga memastikan kondisi kesiapan tim evakuasi berjumlah 42 orang yang diberangkatkan ke Wuhan. Tim evakuasi yang diberangkatkan termasuk 9 kru Batik Air. Mereka juga dibekali pakaian antivirus (hazmat suit).

Pakaian antivirus itu dipakai baik selama penerbangan menuju Wuhan, saat berada di Wuhan, hingga penerbangan kembali ke Indonesia. 

Peralatan bagi seluruh kru telah dijamin dengan teknologi penyaringan udara yang ada di pesawat Batik Air. Teknologi tersebut dapat membuat virus tersaring dan mati dengan sendirinya. 

“Pesawat ini punya Hepa Cabin Air Filter. Jadi udara di sini diputar, nanti disaring dengan alat yang disiapkan dengan pabrik pesawat, termasuk Airbus. Virus apa pun termasuk corona akan mati dengan sendirinya,” kata Presiden Direktur Lion Air Group, Edward Sirait, di Bandara Soekarno-Hatta, Cengkareng.

Setiap kru Batik Air juga dibekali pengetahuan soal prosedur evakuasi yang berlaku sesuai arahan Kemenkes dan Kemenhub.

Kini, tim evakuasi sedang dalam perjalanan menuju Wuhan, setelah berangkat dari Bandara Soetta pada pukul 12.20 WIB. Mari kita doakan semoga misi penyelamatan ini berjalan lancar. ***