Menu

Berencana Menyerang Masjid, Kelompok Sayap Kanan Ditangkap Polisi Jerman, Senjata dan Bahan Peledak Diamankan

Riki Ariyanto 18 Feb 2020, 08:27
Polisi Jerman menangkap belasan anggota kelompok sayap kanan yang mau menyerang masjid (foto/int)
Polisi Jerman menangkap belasan anggota kelompok sayap kanan yang mau menyerang masjid (foto/int)

RIAU24.COM - Selasa 18 Februari 2020, Polisi Jerman menangkap belasan anggota kelompok sayap kanan yang disebut akan merencanakan serangan terhadap masjid. Tidak hanya masjid pencari suaka dan politisi juga turut menjadi target.

zxc1

Dilansir dari Okezone, Ada 12 orang ysng ditangkap pada Jumat 14 Februari 2020. Semuanya diduga berkaitan dengan kelompok Der harte Kern (The Hard Core).

Surat kabar Welt am Sonntag mengutip BBC, Senin (17/2/2020) melaporkan pria lain yang diyakini sebagai bagian dari kelompok itu masih dalam pelarian.


Memang pihak berwenang Jerman meningkatkan penangkapan terhadap kelompok sayap kanan. Hal itu menyusul pembunuhan politisi Walter Luebcke, serta serangan terhadap sebuah sinagog di kota Halle pada tahun lalu.

zxc2

Empat dari mereka, semuanya berkebangsaan Jerman, ditangkap minggu lalu karena dicurigai membentuk Der harte Kern. Sementara delapan sisanya dicurigai menyuplai dana, senjata dan dukungan lainnya.

Para pria yang ditangkap dilaporkan berkomunikasi lewat WhatsApp, serta membentuk organisasi pada September tahun lalu. Kelompok ini diyakini memiliki hubungan dengan Tentara Odin, kelompok sayap kanan lain yang didirikan di Finlandia lima tahun lalu.

Pemimpin kelompok Jerman itu, yang berusia 53 tahun bernama Werner S, diketahui oleh pihak berwenang tinggal di Kota Augsburg. Pekan lalu Werner S diduga bertemu dengan anggota lain dan membahas rencana sepuluh serangan terpisah di negara itu.

Termasuk pembantaian di masjid-masjid yang serupa dengan yang dilakukan di Selandia Baru. Kelompok ini dilaporkan berharap tindakan mereka akan memicu serangan balik dan mengarah ke perang saudara.

Media Welt am Sonntag melaporkan penyelidik mendapat informasi dari seseorang yang telah menyusup ke dalam kelompok. Kemudian penggerebekan dilakukan pihak berwenang dan mengamankan senjata dan bahan yang dapat digunakan untuk memproduksi bom rakitan. (Riki)