Menu

Gara-gara Corona, Perusahaan-perusahaan Ini Raih Keuntungan Berlipat Ganda, Pelanggannya Para Konglomerat

Satria Utama 9 Mar 2020, 10:12
Jet pribadi laris akibat corona
Jet pribadi laris akibat corona

RIAU24.COM -  Di tengah ketakutan akan penularan virus corona COVID-19, ternyata ada pihak yang mendapat keuntungan. Mereka adalah perusahaan yang menyewakan jet pribadi untuk keperluan keluarga kaya dan bos perusahaan multinasional bepergian.

Hal ini diakui kepala eksekutif layanan pemesanan jet pribadi PrivateFly Adam Twidell. Ia menjelaskan, bahwa permintaan tersebut datang dari perusahaan multinasional, yang mengatur evakuasi massal pegawai dari Cina dan Asia Tenggara. Sementara untuk keluarga kaya, ucap Twidell, juga mencarter jet pribadi untuk mengurangi risiko virus corona. Mereka menghindari penerbangan komersial dan kesibukan di terminal bandara.

"Penumpang biasanya memang tidak menggunakan penerbangan pribadi. Tetapi ini untuk melindungi diri, keluarga, dan karyawan mereka," ujarnya seperti dilansir tempo.co.

Dijelaskan Twidell, setiap pesawat dilengkapi peralatan perawatan kesehatan. Kemudian, sanitasi yang diperlukan untuk kebutuhan penumpang, bila diperlukan. "Kesehatan anggota awak dipantau sangat cermat, termasuk pemeriksaan suhu tubuh sebelum penerbangan," ujarnya.

Perusahaan penerbangan Victor baru-baru ini diminta oleh studio film Hollywood untuk menerbangkan sekitar 50 orang dari Tokyo ke Los Angeles. Cara itu untuk membatasi interaksi mereka dengan wisatawan lain, menurut laporan Bloomberg, yang dikutip The Guardian.

Wabah virus corona memutar bisnis penerbangan jet pribadi dari Hong Kong ke Australia dan Amerika Utara. Pada Januari, permintaan melonjak 214 persen. Angka tersebut merupakan perbandingan dengan tahun sebelumnya, menurut data perusahaan pemantau penerbangan bisnis WingX.

Upaya penyewaan jet pribadi seakan-akan menjadi hal biasa, ketika mula-mula muncul wabah virus corona di Wuhan, Cina. "Jumlah permintaan jet pribadi telah meningkat terutama penerbangan jarak jauh," kata Richard Lewis, pimpinan Insignia Group untuk Amerika Serikat, yang mengatur perjalanan untuk klien konglomerat, dikutip dari Fortune.***