Menu

Serba Salah Soal Sekolah, Begini Curhat Menteri Nadiem Makarim

Siswandi 30 Aug 2020, 23:50
Nadiem Makarim
Nadiem Makarim

RIAU24.COM -  Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Makarim sempat mencurahkan isi hatinya alias curhat, terkait posisi sulit bagi pihaknya, dalam mengambil kebijakan pendidikan di tengah pandemi Covid-19. Pasalnya, Nadiem merasa, apa pun kebijakan yang diambil pihaknya, akan selalu disalahkan orang.

"Posisi saya luar biasa sulitnya, Pak. Buka sekolah salah, tutup sekolah salah," lontarnya, dalam webinar 'Sistem Pendidikan di Tengah Pandemi Covid-19, Minggu 30 Agustus 2020 malam.

Hal itu dilontarkannya saat menanggapi pertanyaan Ketua Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI), Muhdi. Ketika itu ia menyorot resiko pembelajaran tatap muka di desa-desa yang kesulitan untuk belajar daring. 

Dilansir detik, pertanyaan itu dijawab Nadiem dengan mengungkapkan, keluhan soal membuka sekolah atau menutup sekolah selalu diterima pihaknya. Kedua metode pembelajaran tersebut memiliki risiko masing-masing.

Dalam hal ini, pihaknya memprioritaskan agar semua bisa kembali melakukan pembelajaran tatap muka, tentu saja dengan standar keamanan yang bisa dipertanggungjawabkan. Maka khusus zona kuning, sekolah boleh menggelar pembelajaran tatap muka.

"Memang, semuanya ada risiko. Guru pengunjung-pun ada risiko. Maka kami prioritas nomor satu adalah bagaimana mengembalikan anak ke sekolah tatap muka dengan cara yang teraman," kata Nadiem.

Ia juga mengakui, sekolah yang menggelar pembelajaran jarak jauh (PJJ) mengeluhkan banyak kesulitan. Keluhan bukan hanya dari pihak sekolah saja namun juga dari orang tua murid.

"PJJ itu situasi yang tidak ideal, bukan hanya di Indonesia tapi bahkan juga di negara maju juga sama. Ini menimbulkan isu psikososial anak-anak, stres orang tua, adaptasi yang terlalu cepat bagi guru untuk format baru, tekanan biaya kuota, keterbatasan Teknolgi Informasi dan Komunikasi (TIK), dan berbagai macam isu lainnya," ujar sang menteri lagi. ***