Menu

Bantah Isu Vladimir Putin Mundur 2021, Pihak Istana Kepresidenan Rusia: Itu Tidak Masuk Akal

Riki Ariyanto 6 Nov 2020, 22:29
Bantah Isu Vladimir Putin Mundur 2021, Pihak Istana Kepresidenan Rusia: Itu Tidak Masuk Akal (foto/int)
Bantah Isu Vladimir Putin Mundur 2021, Pihak Istana Kepresidenan Rusia: Itu Tidak Masuk Akal (foto/int)

RIAU24.COM -  Vladimir Putin diterpa isu bakal mundur dsri Presiden Rusia pada 2021 mendatang. Namun rumor tersebut langsung dipatahkan mentah-mentah oleh pihak Istana Kepresidenan Rusia, Kremlin.

Dilansir dari Okezone, Juru Bicara (Jubir) Kepresidenan Rusia, Dmitiry Peskov, sebut Presiden Putin masih sehat.

zxc1

"Tidak. Dia berada dalam kondisi kesehatan yang bagus. Tidak ada lagi yang perlu dikomentari. Itu (isu) benar-benar berita tidak masuk akal. Presiden baik-baik saja,” tegas Dmitry Peskov, sebagaimana dilaporkan TASS, Jumat (6/11/2020).

Pihak istana memastikan Presiden Rusia, Putin bakal bekerja sesuai jadwal. Termasuk kebijakan baru mengenai protokol kesehatan (prokes) dan keamanan yang dirancang di tengah pandemi Covid-19. “Alaminya, pekerjaan pasti terdampak dengan ancaman virus. Kebijakan-kebijakan yang diambil adalah untuk melindungi kesehatan presiden. Namun, seperti yang kalian lihat, tidak mungkin ini semua akan berdampak secara substantif dan intensif terhadap pekerjaannya,” sebut Dmitry Peskov.

zxc2

Sebelumnya ada pengamat mengatakan Presiden Vladimir Putin menunjukkan tanda-tanda terkena gejala penyakit Parkinson. Dalam rekaman yang menjadi dasar penilaian, kaki Putin terlihat bergerak konstan dan dia kesakitan sambil memegang sandaran kursi.

Jari jemari Vladimir Putin terlihat bergerak-gerak saat memegang pena dan gelas yang diyakini berisi racikan obat pereda nyeri. Bahkan ada yang menyebut, mundurnya Vladimir Putin guna memenuhi permintaan kekasihnya, Alina Kabaeva.

Sebab Alina (37), mantan pesenam Rusia 37 tahun itu meminta kekasihnya untuk segera mengundurkan diri. “Ada faktor keluarga, itu memiliki pengaruh besar kepadanya. Dia bermaksud mengumumkan rencana pengunduran diri pada Januari,” sebut pengamat politik MosKow, Profesor Valery Solovei.