Menu

Sebelum Wafat di Penjara, Keluarga Ustaz Maaher Sudah Tiga Kali Ajukan Penangguhan dan Selalu Ditolak, Ini Kaitannya dengan Abu Janda

Siswandi 11 Feb 2021, 12:29
Suasana pemakaman Ustaz Maaher At-Thuwailibi. Foto: int
Suasana pemakaman Ustaz Maaher At-Thuwailibi. Foto: int

RIAU24.COM -  eninggalnya Soni Eranata atau Ustaz Maaher At-Thuwailibi, masih menyisakan penyesalan pada pihak kuasa hukum. Khususnya kepada penyidik Mabes Polri. Pasalnya, sebelum wafat, pihak keluarga dan kuasa hukum sudah tiga mengajukan permohonan penangguhan, namun selalu ditolak. 

Hal itu diungkapkan kuasa hukum ustaz Maaher, Juju Purwanto. 

"Penangguhan penahanan memang sudah diajukan oleh pihak keluarga juga Kuasa hukumnya sebanyak 3 kali tetapi tidak juga dikabulkan," lontarnya, dilansir dari mncportalindonesia, Kamis 11 Februari 2021.

Dalam setiap penolakan, pihak Kepolisian mengaku mampu memberikan fasilitas dan dokter yang memadai di RS Polri Kramat Jati. "Fasilitas dan dokter yang memadai, almarhum sudah cukup dan bisa dirawat baik di RS Polri Kramat Jati saja," tambah Juju. 

Terkait hal itu, pihak Mabes Polri menjelaskan, soal penolakan penangguhan penahanan merupakan wewenang penuh dari penyidik. Namun pihak Mabes mengakui penyidik dalam kasus ini tidak memberikan penjelasan detail mengenai alasan penolakan tersebut.

"Penyidik juga memiliki pertimbangan lain sehingga penangguhan tidak dikabulkan oleh penyidik," kata Karo Penmas Divisi Humas Polri Brigjen Rusdi Hartono dalam jumpa pers di Gedung Divisi Humas Polri, Jakarta Selatan, Rabu (10/2/2021) kemarin.

Mengenai upaya Komnas HAM untuk meminta penjelasan kepada Kejaksaan sebagai instansi yang bertanggung jawab setelah dinyatakan lengkap (P21) Juju mengaku belum mendapatkan informasi. Dia mengaku tidak ada koordinasi dari pihak Komnas HAm terkait hal itu.

Begini Kaitannya dengan Abu Janda 
Sementara itu, melansir dari republika, Abu Janda ternyata salah satu pihak yang melaporkan Ustaz Maaher ke Bareskrim Polri. Laporannya itu disampaikan Jumat (29/11/2019). 

Laporan tersebut berisi ancaman Maheer At-Thuwailibi lewat cicitan Twitter dan video yang viral kepada Abu Janda dan Sukmawati Soekarnoputri. Maaher sudah dijebloskan ke penjara.

Kepada wartawan, Abu Janda menyebut soal Islam radikal dan agama terorisme adalah Islam. "Karena ini bukan ancaman pribadi terhadap saya, ini juga bukti bahwa Islam radikal itu ada. (Maaher) menyerukan ke jamaah agar Abu Janda dibunuh, teroris lahir dari jamaah yang mendengarkan ustaz-ustaz macam ini. Jangan bilang lagi terorisme itu tidak punya agama. Terorisme itu punya agama, yakni Islam, gurunya Maher," lontarnya ketika itu. ***