Menu

Pemuda Muhammadiyah Murka Din Syamsuddin Dituduh Tokoh Radikal, Ancam Lakukan Hal Ini Jika GAR ITB Tak Minta Maaf

Satria Utama 13 Feb 2021, 06:30
Ilustrasi
Ilustrasi

RIAU24.COM -  Tuduhan Gerakan Anti Radikalisme - Alumni Institut Teknologi Bandung (GAR ITB) yang menyebut Prof Din Syamsuddin tokoh radikal membuat marah keluarga besar Muhammadiyah. Ketua Hukum dan HAM Pimpinan Pusat Pemuda Muhammadiyah, Razikin, mengatakan  tuduhan  itu merupakan hal yang mengada-ngada. 

Ditegaskannya, tuduhan dari kelompok GAR ITB itu dapat memicu kemarahan warga Muhammadiyah secara keseluruhan. "Menuduh Pak Din sebagai tokoh radikal sama dengan membuat ketersinggungan dan kemarahan kami warga kader Muhammadiyah. Bagaimana tidak, Pak Din itu merupakan mantan Ketua Umum Pimpinan Pusat Pemuda Muhammadiyah dan mantan Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah, yang selama ini mendedikasikan hidupnya dalam mendorong perdamaian, toleransi dan multikulturalisme,'' kata Razikin seperti dilansir Republika (12/2).

Karena itu, Razikin meminta secara tegas agar pihak GAR ITB segera mencabut laporannya dan meminta maaf kepada Prof Din Syamsudin.

"Kami akan memberikan kesempatan kepada GAR ITB sebelum kami mengambil langkah-langkah hukum. Apa yang telah GAR ITB lakukan ini telah mencederai Prof Din dan keluarganya dan telah mencederai Muhammadiyah karena bagaimanapun Prof Din adalah dan mantan Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah,'' tambahnya.

Jadi, lanjut Razikin, warga dan PP Pemuda Muhammadiyah  memperingatkan kepada GAR ITB, kalian jangan coba-coba ganggu Din Syamsuddin

"Jika kalian ingin mendepak Prof Din dari wali amanat ITB, silakan kalian tempuh prosedur yang benar, tidak boleh kalian menuduh dan menuding Prof Din sebagai tokoh radikal yang hanya memicu masalah yang lebih besar, '' tutup Razikin. 

Senada dengan Razikin, Sekretaris Umum PP Muhammadiyah, Abdul Mu'ti juga menilai tudingan tersebut salah alamat. Pasalnya menurut Mu'ti, sebagai orang dekat Din Syamsudin ia melihat sosok yang juga tokoh Muhammadiyah itu merupakan seorang yang secara konsisten mendorong moderasi beragama.

"Tuduhan itu jelas tidak berdasar dan salah alamat. Saya mengenal dekat Pak Din sebagai seorang yang sangat aktif mendorong moderasi beragama dan kerukunan intern dan antar umat beragama baik di dalam maupun luar negeri. Pak Din adalah tokoh yang menggagas konsep Negara Pancasila Sebagai Darul Ahdi Wa Syahadah di PP Muhammadiyah sampai akhirnya menjadi keputusan resmi Muktamar Muhammadiyah ke 47 di Makassar," papar Mu'ti dalam laman media sosial pribadinya dan dikonfirmasi Liputan6.com, Jumat (12/2). 

Mu'ti membeberkan, semasa menjadi utusan khusus presiden untuk dialog dan kerja sama antar agama dan peradaban, Din disebut memprakarsai dan menyelenggarakan pertemuan ulama dunia di Bogor. Pertemuan tersebut melahirkan Bogor Message yang berisi tentang Wasatiyah Islam, Islam yang moderat.

"Bogor Message adalah salah satu dokumen dunia yang disejajarkan dengan Amman Message dan Common Word. Pak Din adalah moderator Asian Conference of Religion for Peace (ACRP), dan co-president of World Religion for Peace (WCRP). Tentu masih banyak lagi peran penting Pak Din dalam forum dialog antar iman. Jadi sangatlah keliru menilai Pak Din sebagai seorang yang radikal," tegasnya.***