Menu

Tahukah Anda, Ternyata Diet Karbohidrat Mampu Meningkatkan Risiko 5 Penyakit Berbahaya Ini

Devi 21 Mar 2021, 04:50
Foto : Mstar
Foto : Mstar

RIAU24.COM -  DIET tanpa asupan karbohidrat memang bisa menurunkan berat badan dengan cepat tapi sayangnya juga bisa berdampak buruk bagi tubuh. Ini tidak hanya menyebabkan masalah pencernaan tetapi juga meningkatkan risiko penyakit kronis.

Ada lima efek berbahaya dari diet bebas karbohidrat seperti dilansir Eat This Not That :

zxc1

1. Mengalami sembelit

Ketika kita menghilangkan sumber karbohidrat berserat tinggi seperti sayuran dan biji-bijian tertentu dari menu, saluran pencernaan mungkin tidak dapat bekerja seefektif biasanya. Akibatnya saluran pencernaan kita mudah terganggu sehingga menyebabkan sembelit.

2. Sangat mudah untuk menjadi orang yang pelupa

Biasanya ketiadaan karbohidrat dalam makanan akan menyebabkan seseorang merasa mual dan pusing. Tak hanya itu, dalam sebuah penelitian tahun 2009 menunjukkan, hal itu juga mampu menurunkan daya ingat seseorang.

Sedangkan individu yang mengikuti diet seimbang tidak menunjukkan tanda-tanda gangguan memori.

3. Jantung berdebar-debar

Jantung yang berdebar-debar merupakan tanda bahwa seseorang mengalami atrial fibrillation atau atrial fibrillation (AF) yang berbahaya terutama pada saat seseorang membatasi asupan karbohidrat.

4. Kolesterol jahat meningkat

Menurut sebuah studi tahun 2018 yang diterbitkan dalam jurnal Atheroslerosis, individu yang menjalani diet rendah karbohidrat dan tinggi lemak selama tiga minggu mengalami peningkatan kolesterol jahat yang signifikan.

Faktanya, peningkatan kolesterol jahat mencapai 44 persen dibandingkan sebelum menjalani pola makan tanpa karbohidrat.

5. Risiko kanker usus besar

Beberapa mengandalkan protein seperti daging merah sebagai pengganti karbohidrat. Padahal tindakan seperti itu justru bisa meningkatkan risiko kanker usus. Sebuah studi tahun 2015 yang diterbitkan dalam Oncology Reviews menemukan bahwa mengonsumsi daging merah atau olahan dapat meningkatkan risiko kanker hingga 30 persen.