Menu

Bandingkan Jumlah Follower di Twitternya dengan Anak Jokowi dan Tokoh Lain, Inisiator KAMI Syahganda: Kok Bisa Dituding Jadi Biang Keladi Kerusuhan?

Siswandi 8 Apr 2021, 17:48
Syahganda Nainggolan. Foto: int
Syahganda Nainggolan. Foto: int

RIAU24.COM -  Inisiator Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI) Syahganda Nainggolan, akhirnya memberikan pledoi (pembelaan) dalam sidang yang digelar di Pengadilan Negeri Depok, Kamis 8 April 2021. 

Dalam pledoinya, Syahganda mengaku bingung jika kicauannya di Twitter, dituding  sebagai biang keladi kerusuhan berbau suku, agama, ras dan antar golongan (SARA), pada tanggal 8 Oktober 2020. Seperti diketahui, pada saat itu rakyat beraksi dan turun ke jalan untuk menentang Omnibus Law RUU Ciptaker.

“Fakta-fakta persidangan sudah memperlihatkan saya hanyalah cendikiawan yang melakukan kritik membangun,” tegasnya, dilansir rmol. 

Syahganda melanjutkan, pada era big data seperti sekarang ini, sangatlah mudah mengukur korelasi atau pun sebab akibat antara perbuatan yang dituduhkan dengan fakta.

Lebih lanjut, ia kemudian membandingkan jumlah follower di Twitternya dengan nama-nama beken lainnya. Seperti mantan Menteri Kelautan Dan Perikanan Susi Pudjiastuti yang memiliki 2,4 juta pengikut. Begitu pula putra bungsu Presiden Jokowi, Kaesang Pangarep yang memiliki 2,1 juta pengikut. Begitu pula dengan Kepala Badan Pemenangan Pemilu Partai Demokrat, Andi Arief yang memiliki 249 ribu pengikut.

Jika dibandingkan dengan mereka, akun Twitter pribadinya tidak ada apa-apanya. Sebab, akun Twitter miliknya hanya memiliki belasan ribu pengikut. 

Syahganda bahkan masih merasa rendah jika dibandingkan dengan rata-rata influencer yang mempunyai follower di atas 100 ribu.

“Jadi sangatlah tidak masuk akal tweets saya mempunyai dampak stabilitas nasional,” tegasnya lagi.

Tak sampai di situ, Syahganda kemudian menambahkan, jika hakim menggunakan Google Trend untuk melihat pengaruhnya, maka niscaya yang didapat adalah Syahganda jauh dari tokoh yang berpengaruh. Sehingga, tidak mungkin akun Twitternya itu bisa menggerakkan demonstrasi se-Indonesia.

Padahal, tambahnya, Badan Intelijen Negara sudah mengatakan bahwa yang rusuh adalah Anarko, bukan KAMI. ***