Menu

Angka Kematian Karena Bunuh Diri pada Perawat Wanita Sangat Mengejutkan

Amerita 16 Apr 2021, 09:19
google.ilustrasi
google.ilustrasi

RIAU24.COM -  Perawat wanita dua kali lebih mungkin meninggal karena bunuh diri ketimbang wanita dengan pekerjaan lainnya di AS, jumlah ini dihitung bahkan sebelum pandemi Covid-19 melanda.

Selama periode 2007-2018, data menunjukkan bahwa perawat; terlepas dari jenis kelaminnya, lebih mungkin 18% untuk meninggal bunuh diri.
zxc1
"Kami percaya bahwa perawat berada di bawah tuntutan pekerjaan yang tinggi karena jam panjang shift dan lingkungan yang penuh tekanan. Hal ini karena mereka menyediakan sebagian besar perawatan di samping tempat tidur pasien, dan memiliki otonomi yang lebih sedikit," kata peneliti Matthew A Davis kepada UPI.

Bunuh diri adalah penyebab utama kematian kesepuluh di AS

Meskipun petugas layanan kesehatan diyakini berisiko lebih tinggi untuk bunuh diri daripada populasi umum karena stres di tempat kerja, hal ini diperkuat dengan faktor pandemi Covid-19, mengingat banyak fasilitas kesehatan yang mengeluh kewalahan merawat pasien yang terinfeksi.
zxc2
Untuk studi ini, para peneliti menganalisis data nasional terkait bunuh diri pada masyarakat umum, dokter, dan perawat periode 2007-2018.

Mereka berfokus pada hampir 2.400 kematian akibat bunuh diri pada perawat. Diketahui 900 dari 2.400 kematian terjadi pada dokter. Sekitar 80% kasus bunuh diri di kalangan perawat adalah perempuan, sementara 84% di antara dokter adalah laki-laki, data menunjukka

Sedangkan kematian untuk populasi umum (non-perawat) kematian karena bunuh diri didominasi oleh laki-laki, yakni sebanyak 78% kasus.

Berdasarkan angka tersebut, dibandingkan wanita pada populasi umum, perawat wanita memiliki risiko 99% lebih besar untuk meninggal karena bunuh diri.

Metode bunuh diri juga berbeda, sebanyak 25% perawat diperkirakan menggunakan racun dan obat terlarang.

"Kami prihatin tentang efek pandemi pada risiko bunuh diri di antara perawat," tukas Matthew A Davis.