Menu

Sudirno, Perancang Gambar Uang Rupiah yang Kini Hidup Sederhana: Namanya Diabadikan di Uang Pecahan Rp 1.000 dan Rp 10.000

Rizka 15 Sep 2021, 19:57
google
google

RIAU24.COM -  Tampak tak ada yang istimewa dari Sosok Sudirno. Layaknya orang desa pada umumnya, penampilannya lugas dan sederhana. Kaus beratar putih yang mulai kusam dengan balutan kain sarung menjadi kostum keseharian kakek 79 tahun tersebut.

Sudirno adalah satu di antara puluhan anak bangsa yang berjasa dalam pembuatan uang rupiah. Profesi yang dijalaninya adalah perancang gambar uang kertas.

Nama Sudirno terabadikan di atas uang pecahan Rp 1.000 ribu bergambar dr Sutomo dan Rp 10.000 ribu bergambar RA Kartini. Kedua pecahan uang itu terbitan tahun 1980.

Perjalanan ayah lima anak itu bermula pada tahun 1965. Kala itu Sudirno muda baru saja menyelesaikan pendidikan di sebuah SMA swasta di Madiun. Lulus sekolah, dia berniat mengadu nasib ke Jakarta. Rencana itu mulus berkat bantuan rekan kakaknya yang berstatus anggota Brimob.

Selama di ibu kota, asrama Brimob menjadi tempat tinggal sementara. Sebagai perantau, kala itu dirinya belum memiliki pengalaman hidup di kota. Pun urusan melamar pekerjaan, dirinya hanya mengandalkan naluri dan keyakinan.

Suatu hari, langkah kaki membawanya hingga ke kawasan Jakarta Selatan. Dilihatnya sebuah bangunan megah bertuliskan ‘Percetakan Kebayoran’. Tanpa ragu dirinya langsung menuju pos penjagaan. Bermodal ijazah SMA dan keahlian menggambar, Sudirno menyatakan maksud kedatangannya untuk melamar pekerjaan.

Rupanya kantor yang kelak menjadi Perusahaan Umum Percetakan Uang Republik Indonesia (Perum Peruri) tengah mencari karyawan. Saat itu Sudirno menunjukkan karyanya berupa lukisan sketsa menggunakan pensil yang dibuat di atas kertas polos.

Sebagai karyawan baru, tugas pertamanya adalah bersih-bersih ruangan. Namun di luar itu, dirinya ditugasi membuat desain uang. Sudirno seakan menemukan dunianya yang sejati setelah bekerja di tempat tersebut. Kecintaannya pada seni rupa membuatnya menikmati profesi itu hingga pensiun tahun 2000.

Di tengah kesibukannya di Perum Peruri, Sudirno masih menyempatkan diri kuliah. Dipilihnya Sekolah Tinggi Grafika Indonesia sebagai tempat memperkaya ilmu. Dari perguruan tinggi yang berada di bawah naungan Universitas Indonesia itu, ia berhasil menggondol gelar Insinyur Teknik Grafika.

Kini Sudirno menikmati hari tua di kampung halaman, Dusun Selur, Desa Petungsinarang, Kecamatan Bandar, Pacitan. Tempat nan sunyi dan damai itu menjadi tempatnya berlabuh setelah sempat menapaki banyak tempat di dunia untuk tugas negara. Seperti Amerika, Rusia, Inggris, serta sebagian besar negara di Asia dan Afrika.

Ternyata, Sudirno memang seorang multitalenta. Selain piawai menggambar dengan tangan, suami dari Suharti (55) itu juga mahir bernyanyi dan menari. Konon, selama tinggal di Ibu Kota dirinya pernah beberapa kali tampil di Taman Ismail Marzuki.