Menu

Mengenal Perpustakaan Alexandria yang Konon Lenyap Begitu Saja

Azhar 5 Apr 2022, 06:44
Ilustrasi Perpustakaan Alexandria. Sumber: Internet
Ilustrasi Perpustakaan Alexandria. Sumber: Internet

RIAU24.COM Perpustakaan Alexandria dikenal sebagai tempat incaran kalangan para intelektual pada zamannya.

Alasannya karena berbagai manuskrip penting yang berjumlah hingga jutaan, terkumpul di Perpustakaan Alexandria, Mesir itu dikutip dari merdeka.com.

Perpustakaan Alexandria sendiri dibuat oleh Kaisar Alexander Agung (356-323 SM), raja-diraja Makedonia yang menjadi penguasa Mesir saat itu.

Sang raja merupakan murid dari Aristoteles (384-322 SM), seorang filsosof dan pemikir terkemuka bangsa Yunani.

Sebagai bentuk kecintaannya kepada ilmu pengetahuan, Alexander membangun sebuah perpustakaan yang menampung manuskrip-manuskrip bertema filsafat dan kebudayaan.

Selanjutnya perpustakaan terbesar di dunia pada zamannya itu, diteruskan Dementrius Phalerius, bangsawan Yunani yang diangkat sebagai keluarga Istana Ptolemy I.

Di bawah kekuasaanya, Perpustakaan Alexandria mengalami puncak kejayaan seperti misalnya melakukan penambahan manuskrip, penerjemahan hingga penelitian.

Tak hanya itu, Kaisar Philadelphus (283-246 SM), pernah menyumbang Perpustakaan Alexandria dengan ribuan penerjemah bahasa-bahasa tua.

Upaya penerjemahan manuskrip-manuskrip tua ke kuno ke bahasa Yunani itu malah berhasil mengalihbahasakan kitab Taurat dari bahasa Ibrani ke bahasa Yunani.

Yang cukup mencengangkan, proyek itu ternyata melibatkan 72 juru tulis Yahudi yang secara khusus ditempatkan di Pulau Pharos untuk menyelesaikan penerjemahan selama 72 hari di bawah bimbingan langsung Phalerius.

Sayang, dalam perkembangannya manuskrip-manuskrip yang berada di Perpustakaan Alexandria dikisahkan musnah begitu saja.

Seorang Uskup Agung dalam Gereja Siryani Gregorius Caronus menuduh pasukan pimpinan Jenderal Amr ibn Ash-lah yang memusnahkan jutaan naskah tua tersebut.