Menu

Taylor Swift Ungkap Imposter Syndrome yang di Derita Menghambat Proses Kerjanya, Kenali Lebih Lanjut 'Sindrom Penipu'

Zuratul 16 Jun 2022, 14:58
Ilustrasi/net
Ilustrasi/net

RIAU24.COM Taylor Swift mengaku sempat merasa ragu dengan dirinya sendiri hingga mengalami imposter syndrome.

Taylor merasa jika semua yang ia capai seama ini bukanlah karena usaha atau kerja kerasya, melainkan adalah suatu kebetulan atau keberuntungannya.

Imposter syndrome atau sindro penipu merupakan kondisi psikologis yang membuat pengidap merasa semua hal yang terjadi dalam hidup nya, termasuk keberhasilan yang dicapai hanya keberuntungan semata, bukan karena atau kualifikasi pribadi.

Cerita ini diungkap Taylor Swift saat dirinya menjadi pembicara dalam sesi diskusi ‘Tribeca Film Festival 2022’.

Kala itu Taylor hadir dan berdiskusi sebagai sutradara All Too Well: The Short Film usai film tersebut diputar.

Fans juga bersfekulasi bahwa Taylor Swift sedang mengalami krisis mental. Hal tersebut terungkap dengan lagu yang berjudul “This is Me Trying” .

Lagu ini adalah track ke sembilan di album folklore, album kedelapan Taylor Swift yang dirilis pada 24 Juli 2020.

Taylor mengungkapkan lagu ini adalah ungkapan emosi yang dirasakan Taylor pada tahun2016-2017, dimana dirinya merasa tidak berharga sama sekali, tetapi ia selalu berusaha melakukan y ang terbaik selama dia bisa.

Tanda-Tanda Imposter Syndrome

Di bawah ini adalah beberapa tanda-tanda yang mungkin Anda rasakan jika mengalami imposter syndrome:

  • Sering meragukan kemampuan diri sendiri
  • Sering mengaitkan kesuksesan dan pencapaian dengan faktor eksternal
  • Tidak mampu menilai kompetensi dan keterampilan diri secara objektif
  • Merasa takut akan gagal suatu hari nanti
  • Merasa kecewa hingga frustrasi ketika tidak mampu memenuhi standar yang ditetapkan sendiri

Orang yang mengalami imposter syndrome cenderung akan terus memotivasi dirinya untuk terus bekerja keras, bahkan terkadang lebih dari yang diperlukan. Namun, hal ini dilakukan semata-mata agar ia merasa aman dan tidak ada orang yang tahu bahwa dirinya adalah seorang penipu.

Penyebab Imposter Syndrome

Ada beberapa faktor-faktor tertentu yang bisa menyebabkan seseorang mengalami imposter syndrome, antara lain:

  • Pola asuh orang tua yang sangat mengutamakan prestasi dan pencapaian
  • Lingkungan yang kompetitif
  • Sifat perfeksionis
  • Peran baru, misalnya sebagai mahasiswa atau pekerja

Cara Menghadapi Imposter Syndrome

Walau bukan salah satu jenis gangguan mental, imposter syndrome yang dibiarkan berlarut-larut bisa menyebabkan Anda mengalami gangguan kecemasan hingga depresi.

Untuk menghindari hal tersebut, ada beberapa cara yang bisa dilakukan guna menghadapi imposter syndrome, di antaranya:

1. Akui perasaan Anda

Langkah pertama untuk menghadapi imposter syndrome adalah dengan menyadari dan mengakui apa yang Anda rasakan.

Anda bisa mulai dengan menuliskan perasaan Anda pada buku catatan. Cobalah untuk menuliskan semua keraguan dan perasaan tidak mampu yang Anda rasakan secara spesifik, beserta alasan di baliknya.

Hal ini bisa membantu Anda menyadari bahwa mungkin keraguan Anda sebenarnya tidak berdasar dan Anda tidak perlu terlalu khawatir akan hal tersebut.

2. Lawan pikiran negatif

Setiap kali pikiran negatif Anda muncul, cobalah untuk melawan pikiran tersebut dengan positive self-talk, misalnya dengan mengatakan usaha apa yang sudah Anda lakukan untuk mencapai kesuksesan Anda saat ini. Ini bermanfaat untuk menetralkan pikiran-pikiran negatif yang mengganggu Anda selama ini.

3. Bicarakan perasaan Anda

Selain menuliskannya, Anda juga bisa coba melegakan perasaan Anda dengan bercerita kepada orang-orang yang Anda percaya, seperti sahabat, keluarga, atau kolega. Mereka mungkin bisa berbagi pengalaman yang serupa atau memberikan Anda sudut pandang yang lebih positif dalam melihat diri sendiri, dilansir dari alodokter.com. 

4. Kenali kekuatan dan kelemahan diri

Mengenal kekuatan dan kelemahan diri sendiri juga bisa membantu Anda menghadapi imposter syndrome. Setelah memahami kekuatan dan kelemahan diri Anda lebih dalam, coba temukan cara untuk mengembangkan kekuatan tersebut dan mengatasi kelemahan Anda.

Dengan begitu, Anda tidak perlu menghabiskan banyak waktu untuk khawatir bahwa Anda tidak memenuhi kualifikasi untuk suatu tugas atau peran tertentu.

5. Akui dan nikmati kesuksesan Anda

Imposter syndrome juga bisa dilawan dengan hal ini. Jadi, setiap kali Anda berhasil meraih kesuksesan, biasakanlah untuk mengakui bahwa kesuksesan tersebut adalah hasil dari usaha, kecerdasan, dan keahlian Anda.

Anda juga bisa merayakan kesuksesan tersebut, misalnya dengan pergi makan bersama teman atau sekadar membeli barang yang Anda inginkan. Selain itu, berlatihlah menerima pujian dari orang lain, sehingga Anda bisa lebih menghargai setiap usaha dan kesuksesan yang Anda raih.