Menu

6 Fakta dan Sejarah Bendera Indonesia yang Wajib Diketahui, Terinspirasi dari Majapahit

Amastya 16 Aug 2022, 14:05
Inilah 6 fakta dan sejarah bendera Indonesia yang wajib kita ketahui /BAHANPENGAWET.COM
Inilah 6 fakta dan sejarah bendera Indonesia yang wajib kita ketahui /BAHANPENGAWET.COM

RIAU24.COM - Selama ini kita mungkin hanya tau arti merah dan putih pada bendera Negara Indonesia yang disebut Sang Saka Merah Putih.

Dikutip pada Selasa (16/8/2022) dari video yang diunggah akun YouTube LELEBOH, ternyata, dibalik bendera yang dikenal dengan sebutan Sang Saka Merah Putih tersimpan 6 fakta menarik yang wajib diketahui.

1.      Terinspirasi dari Kerajaan Majapahit

Warna merah putih ternyata diambil dari warna bendera Kerajaan Majapahit yang berkembang pada abad ke-13 sampai 16. Saat itu, Majapahit memiliki panji yang desainnya berbentuk 9 garis merah putih.

Bila dilihat dari sejarah, merah putih diambil dari mitologi Austronesia yang melambangkan tanah dan langit. Sementara itu, merah memiliki arti keberanian melawan penjajah dan putih memiliki arti niat suci para pahlawan yang tulus mewujudkan kemerdekaan Indonesia.

2.      Dijahit oleh Fatmawati istri Presiden Soekarno

Tentu sudah banyak yang tau bahwa bendera pusaka pertama dijahit langsung oleh Fatmawati, istri Presiden Soekarno. Fakta sejarah ini ditulis dalam karya buku berjudul ‘Catatan Kecil Bersama Bung Karno, Volume 1’ yang terbit pada tahun 1978.

“Berulang kali saya menumpahkan air mata di atas bendera yang sedang saya jahit itu,” tulis Fatmawati dalam buku tersebut dikutip dari Historia.

3.      Berasal dari kain katun untuk membuat baju

Fatmawati memperoleh kain katun berwarna merah dan putih dari seorang perwira Jepang bernama Chairul Basri pada Oktober 1944. Pemberian kain katun dilakukan atas perintah Hitoshi Shimzu, kepala bagian propaganda Gunseikanbu.

Tadinya, ia hendak menjahit kain itu menjadi baju bagi anak pertamanya. Namun, Kota Hiroshima dan Nagasaki dibom oleh Amerika Serikat hingga menyebabkan Jepang menyerah dan membuat Indonesia menyatakan kemerdekaan tak lama setelahnya.

Alih-alih mengubahnya menjadi baju, Fatmawati berinisiatif untuk menjahit kain tersebut menjadi bendera pusaka. Tujuannya agar kelak bendera tersebut dapat dikibarkan pada saat proklamasi kemerdekaan Indonesia.

4.      Sempat dipotong menjadi dua bagian

Bendera Pusaka pernah dirobek menjadi dua kain yang berbeda, berwarna merah dan putih. Bukan tanpa alasan, hal ini dilakukan untuk mengamankan bendera pertama itu dari sitaan Belanda.

Sekitar dua tahun setelah proklamasi kemerdekaan, Belanda melakukan Agresi Militer II di Yogyakarta yang saat itu merupakan ibukota negara. Presiden Soekarno kemudian memanggil ajudannya bernama Husein Mutahar untuk diberikan tugas menyelamatkan bendera negara.

Ia kemudian dikenal sebagai Bapak Paskibraka. Husein Mutahar lalu merobek Bendera Pusaka menjadi 2 bagian dan masing-masing disimpan dalam 2 tas. Tujuannya jika nanti disita, kedua robekan dianggap hanya kain biasa bukan Bendera Pusaka.

Akhirnya, misi menyelamatkan Bendera Pusaka berhasil. Kemudian dikembalikan lagi ke tangan Presiden Soekarno.

5.      Berkibar pertama kali di jalan Pegangsaan Timur

Fatmawati menyerahkan bendera tersebut ketika ia dan Soekarno dibawa ke Rengasdengklok oleh para pemuda. Kala itu, tanggal 17 Agustus 1945 adalah pertama kali Presiden Soekarno membacakan proklamasi.

Saat itu pula, bendera pusaka merah putih pertama kali resmi berkibar di jalan Pegangsaan Timun No. 56, Jakarta Pusat.

6.      Terakhir berkibar tahun 1968

Bendera pusaka merah putih yang pertama, terakhir berkibar pada tahun 1968. Bendera tersebut tak lagi dikibarkan karena sudah sobek. Sang Saka Merah Putih kemudian disimpan dan dimuseumkan di Istana Merdeka hingga sekarang.

Sebagai gantinya, bendera pusaka diduplikat dan dibuat dari kain sutera agar awet dan tahan lama. Bendera itulah yang setiap tahun dikibarkan pada peringatan Hari Ulang Tahun Kemerdekaan Republik Indonesia yang jatuh setiap tanggal 17 Agustus.

Itulah 6 fakta dan sejarah mengenai bendera merah putih yang pertama kali dikibarkan saat proklamasi kemerdekaan Indonesia.

(***)(dil)