Menu

300 Warga Pakistan Tewas Akibat Kapal Pukat Tenggelam di Laut Yunani

Zuratul 19 Jun 2023, 15:03
300 Warga Pakistan Tewas Akibat Kapal Pukat Tenggelam di Laut Yunani. (Ilustrasi/Twitter/Foto)
300 Warga Pakistan Tewas Akibat Kapal Pukat Tenggelam di Laut Yunani. (Ilustrasi/Twitter/Foto)

RIAU24.COM - Diketahui lebih dari 300 warga Pakistan tewas dalam insiden yenggelamnya kapak pukat atau kapal pengkap ikan di lepas pantai Yunani. 

Ketua Senat Pakistan, Muhammad Sadiq Sanjrani mengungkapkan bahwa jumlah korban tewas dari insiden pada Minggu (18/6) dan menyampaikan belasungkawa kepada keluarga korban yang berduka. 

"Pikiran dan doa kmai bersamamu, dan kami berdoa agar korban yang minggal dunia menemukan kedamaian abadi," ujar Sanjrani, mengutip CNN. 

Dia menambahkan, "Insiden yang menghancurkan ini menggarisbawahi kebutuhan mendesak untuk mengatasi dan mengutuk tindakan menjijikan atas kasus perdagangan manusia ilegal."

Perdana Menteri Pakistan, Shehbaz Sharif, menyatakan hari Senin (19/6) sebagai hari berkabung nasional bagi mereka yang tewas dalam insiden kapal pukat tenggelam itu.

Dalam twitnya kemarin, Shatif memerintahkan penyelidikan "tingkat tinggi" atas insiden tersebut.

"Saya meminta mereka yang lalai dalam tugas untuk dimintai pertanggungjawaban. Tanggung jawab akan ditetapkan setelah penyelidikan selesai," demikian twit Sharif.

Menurut data Badan Migrasi Perserikatan Bangsa Bangsa (IOM) sekitar 750 laki-laki, perempuan dan anak-anak berada di kapal ketika insiden itu terjadi pekan lalu.

Insiden yang menewaskan ratusan nyawa ini menjadi salah satu tragedi terburuk di Laut Mediterania.

Komisaris Uni Eropa untuk Urusan Dalam Negeri, Ylva Johansson, mengatakan tragedi ini juga semakin menyoroti krisis pengungsi di Uni Eropa, di mana tiap tahun puluhan ribu migran dari berbagai negara melarikan diri dari perang, penganiayaan, perubahan iklim, hingga risiko kemiskinan.

Hingga kini, Pakistan tengah mengalami krisis ekonomi terburuk dalam beberapa dekade.

Jumlah orang Pakistan yang melintasi rute berbahaya untuk mencapai Eropa demi masa depan yang lebih baik, terus meningkat sejak beberapa tahun terakhir.

(***)