Menu

Penasihat WMO: Gelombang Panas Ekstrem Akan Berlanjut Hingga Agustus

Amastya 21 Jul 2023, 20:22
Orang-orang mendinginkan diri di Air Mancur Trevi selama gelombang panas di seluruh Italia /Reuters
Orang-orang mendinginkan diri di Air Mancur Trevi selama gelombang panas di seluruh Italia /Reuters

RIAU24.COM - Gelombang panas diperkirakan akan bertahan di sebagian besar dunia sepanjang Agustus, seorang penasihat panas ekstrem mengatakan pada hari Jumat, menyusul dari rekor suhu dalam beberapa pekan terakhir.

Organisasi Meteorologi Dunia (WMO) mengatakan awal pekan ini pihaknya memperkirakan suhu di Amerika Utara, Asia, Afrika Utara dan Mediterania berada di atas 40 Celcius (104 Fahrenheit) untuk jumlah hari yang lama minggu ini karena gelombang panas meningkat.

"Kita harus mengharapkan atau setidaknya merencanakan gelombang panas ekstrem ini berlanjut hingga Agustus," kata Penasihat Panas Ekstrem Senior untuk WMO John Nairn kepada Reuters.

Eropa Selatan sedang bergulat dengan gelombang panas yang memecahkan rekor selama puncak musim turis musim panas, mendorong pihak berwenang untuk memperingatkan peningkatan risiko masalah kesehatan dan bahkan kematian.

Cuaca ekstrem juga telah mengganggu kehidupan jutaan orang Amerika, dengan panas berbahaya membentang dari California Selatan ke Ujung Selatan. Panas terik juga melanda Timur Tengah.

Nairn mengatakan perubahan iklim berarti gelombang panas akan menjadi lebih sering dan menyebar sepanjang musim.

"Kami sedang tren dalam melihat kenaikan suhu global yang akan berkontribusi pada gelombang panas yang meningkat dalam intensitas dan frekuensi," kata Nairn.

"Kami punya indikasi yang cukup jelas bahwa mereka sudah tumbuh ke musim semi," tambahnya.

Beberapa negara, termasuk 27 anggota Uni Eropa, berharap semua negara akan setuju pada pembicaraan iklim PBB akhir tahun ini untuk menghapus konsumsi bahan bakar fosil yang menyebabkan perubahan iklim.

Negara-negara dengan sumber daya minyak dan gas telah menentang gagasan tersebut.

"Ada bukti yang sangat kuat bahwa jika kita menghilangkan bahan bakar fosil, kita akan mengurangi kontributor utama terhadap apa yang kita lihat," kata Nairn.

"Kita tidak bisa memutarnya dengan terburu-buru, tapi kita pasti bisa mengambil tindakan," pungkasnya.

(***)