Menu

Polisi India Kena Imbas usai Abaikan 6.000 Pengaduan buntut 2 Wanita Diarak Bugil dan Diperkosa

Zuratul 24 Jul 2023, 09:52
Polisi India Kena Imbas usai Abaikan 6.000 Pengaduan buntut 2 Wanita Diarak Bugil dan Diperkosa. (detik.com/Foto)
Polisi India Kena Imbas usai Abaikan 6.000 Pengaduan buntut 2 Wanita Diarak Bugil dan Diperkosa. (detik.com/Foto)

RIAU24.COM - Dua wanita dari etnis minoritas di Manipur, India diarak bugil dan diperkosa massal secara tak bermoral. Petaka itu pun memicu terjadinya kerusuhan di India. 

Peristiwa horor itu dipicu konflik antara dua etnis, yakni Meitei dan Kuki. Konflik antar etnis di Manipur itu sebenarnya telah terjadi sejak 3 mei 2023. 

Konflik antar etnis ini dipicu dari perselisihan soal akses terhadap pekerjaan pemerintah serta manfaat lainnya. 

Konflik kemudian memicu sejumlah korban berdarah. Rumah-rumah dan gereja dibakar hingga menyebabkan puluhan ribu orang mengungsi ke kamp-kamp yang disediakan pemerintah India. 

Konflik ini menyebbakan lebih dari 140 orang tewas yang memicu perbuatan tak manusiawi massa terhadap dua orang wanita dari etnis Kuki dimaan mereka diarak dalam kondisi telanjang lalu diperkosa massal. 

Peristiwa mengerikan ini sebenarnya terjadi tal lama setelah konflik antaretnis pecah di Manipur pada 4 Mei 2023. 

Namun peristiwa tragis itu baru viral pada Rabu (19/7) dan memicu kemarahan publik India. 

Korban yang berasal dari etnis Kuki awalnya sempat diselamatkan oleh polisi bersama tiga anggota keluarganya. Namun, massa dari etnis mayoritas Meitei diduga menghadang polisi dan para penyintas.

Polisi Jadi Sorotan

Peristiwa tersebut kemudian menimbulkan pertanyaan tentang peran polisi. Peran polisi makin dipertanyakan setelah muncul detail memberatkan dalam pengaduan tertulis dari kerabat salah satu korban wanita, yang salinannya dilihat BBC. Pengaduan tertulis itu menyebut massa diduga mengambil para penyintas dari tahanan polisi.

Dua wanita yang menjadi korban juga menuduh polisi hadir, tetapi 'tidak melakukan apapun untuk membantu mereka'. Polisi setempat tidak membantah tuduhan tersebut. 

Beberapa laporan media setempat, yang mengutip pejabat polisi anonim, menyatakan polisi 'kalah jumlah' saat peristiwa itu terjadi.

Seorang pejabat senior pemerintah yang enggan disebutkan namanya menyebut polisi telah menerima lebih dari 6.000 pengaduan sejak dimulainya kekerasan pada 3 Mei dan keterlambatan dalam menangani kasus ini bisa jadi karena 'jumlah kecil polisi Manipur'.

Perdana Menteri (PM) India Narendra Modi juga akhirnya angkat suara setelah lama bungkam soal konflik antaretnis di Manipur. Modi menyatakan dirinya marah dan menegaskan 'tidak akan ada orang-orang bersalah yang akan diampuni'. 

Kepala Menteri Manipur Biren Singh bahkan mencetuskan hukuman mati akan dipertimbangkan untuk para pelakunya.

(***)