Menu

Dokter Gizi Bicara Soal Teh Tarik dan Diabetes, Bikin Pria Sampai Amputasi

Devi 31 Aug 2023, 15:44
Dokter Gizi Bicara Soal Teh Tarik dan Diabetes, Bikin Pria Sampai Amputasi
Dokter Gizi Bicara Soal Teh Tarik dan Diabetes, Bikin Pria Sampai Amputasi

RIAU24.COM - Kisah Azlan, seorang pria asal Malaysia, belakangan menjadi sorotan. Ia harus menjalani amputasi kaki gegara keseringan minum minuman manis teh tarik semasa muda.

Lewat video yang diunggah akun TikTok @kedidi_kakipalsu, Azlan menceritakan dirinya sudah 30 tahun berjuang melawan diabetes. Penyakit itu ia idap lantaran kebiasaan minum teh tarik serta pola hidup yang tidak sehat.

"Saya menyukai 'Teh Tarik' dan selalu meminumnya setiap hari di pagi, siang, dan malam hari. Selain itu, saya juga sering mengonsumsi minuman berkarbonasi," ungkapnya.

Imbasnya, Azlan mengidap diabetes yang akhirnya membuat dia harus melakukan amputasi pada kaki kanannya.

 Kisah Azlan itu turut membuat spesialis gizi dr Luciana Sutanto, MS, SpGK(K), angkat bicara. Menurutnya, kebiasaan minum teh tarik tidak bisa serta merta dijadikan alasan penyebab diabetes.

"Kita tidak bisa menyalahkan si teh tarik, karena kita harus tahu rencana makan dia dalam satu hari. Apa dia punya rencana makan nggak? Kalau di dokter gizi kita ada namanya meal plan. Harus punya meal plan, baru dia tahu makanannya yang baik buat dia," ujarnya saat ditemui detikcom di Jakarta Selatan, Kamis (31/8/2023).

Terkait amputasi kaki, dr Luci mengatakan selama diabetes itu tidak ditangani dengan baik, maka berpotensi menimbulkan komplikasi dan berujung pada amputasi.

"Nah dia ini udah menangani diabetesnya atau belum dengan baik? Kalau tidak ditangani dengan baik akan timbul komplikasi dari diabetesnya. Salah satunya gangren pada kaki. Terus penatalaksanaannya apa, kalau tidak bisa ditangani ya yang terakhir diamputasi," terangnya.

"Boleh nggak teh tarik? Boleh aja. Tapi kalau misalnya minum teh tarik segelas terus gangren mungkin dia makan kalorinya berlebihan, tidak pernah aktivitas fisik, diabetesnya sudah berlanjut-lanjut. Jadi masalahnya bukan teh tarik segelas tiga gelas, bukan itu. Masalahnya adalah bagaimana dia konsumsi makan dalam 24 jam dan sehari harinya," pungkas dr Luci. ***