Menu

Walhi Riau Kritik Tajam soal AMDAL PSN Rempang yang Baru Disusun Bahlil

Zuratul 30 Sep 2023, 09:52
Walhi Riau Kritik Tajam soal AMDAL PSN Rempang yang Baru Disusun Bahlil.(Kompasiana.com/Foto)
Walhi Riau Kritik Tajam soal AMDAL PSN Rempang yang Baru Disusun Bahlil.(Kompasiana.com/Foto)

RIAU24.COM -Walhi Riau, Boy Jerry Even Sembiring menyinggung soal Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup (AMDAL) mengenai rencana pembangunan proyek strategis nasional (PSN) Rempang Eco City dan pabrik kaca baru akan disusun.

Boy menyinggung soal pernyataan Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia yang menyebut proyek Rempang Eco City tidak akan merugikan lingkungan sekitar.

"Kenyataannya Dokumen AMDAL baru mulai disusun. Bagaimana mungkin menilai dampak lingkungan dan sosial tanpa didahului dokumen AMDAL," kata Boy dalam keterangan tertulisnya, Jumat (29/9).

Berdasarkan dokumen yang beredar, undangan penyususunan AMDAL itu dikeluarkan oleh BP Batam pada 27 September 2023 dengan nomor surat B-4392/A2.1/PT.02/09/2023. Agenda dijadwalkan 30 September 2023.

Agenda yang akan dibahas yakni konsultasi publik penyusunan dokumen AMDAL kawasan Rempang Eco-city Kecamatan Galang, Batam, Provinsi Kepulauan Riau.

Boy mengatakan sampai hari ini masyarakat tetap menolak dan masih bertahan di kampung-kampung mereka.

"Masyarakat tetap menolak upaya penggusuran dan rencana pembangunan pabrik kaca dibatalkan," ujarnya.

Ribuan warga Rempang, Batam, Kepulauan Riau terancam harus meninggalkan tempat tinggalnya karena akan ada pembangunan PSN Eco-city.

Proyek yang dikerjakan oleh PT Makmur Elok Graha (MEG) itu akan menggunakan lahan seluas 7.572 hektare atau sekitar 45,89 persen dari total luasan Pulau Rempang 16.500 hektare untuk proyek tersebut.

Ribuan warga itu tak terima harus angkat kaki dari tanah yang sudah ditinggali jauh sebelum Indonesia memproklamasikan kemerdekaan. 

Mereka gigih mempertahankan tempat tinggalnya, meski aparat TNI-Polri dikerahkan agar warga Rempang setuju direlokasi.

Bentrok tak terelakan. Pada tanggal 7 dan 11 September 2023, bentrokan sempat pecah. 

Polisi menyemprotkan gas air mata hingga anak-anak dilarikan ke rumah sakit. 

Hingga saat ini, 43 orang yang menolak relokasi ditangkap dengan dituduh provokator.

(***)