Menu

Iran Eksekusi Remaja Berusia 17 Tahun Karena Pembunuhan, Aktivis HAM Lakukan Protes

Amastya 26 Nov 2023, 14:06
Bendera nasional Iran berkibar tertiup angin /Reuters
Bendera nasional Iran berkibar tertiup angin /Reuters

RIAU24.COM Iran menghadapi kecaman dari kelompok-kelompok hak asasi manusia ketika mengeksekusi seorang anak berusia 17 tahun bernama Hamidreza Azari karena pembunuhan di kota Sabzevar.

Insiden itu menghidupkan kembali kekhawatiran tentang praktik negara menggantung individu karena kejahatan yang dilakukan selama minoritas mereka.

Eksekusi berlangsung pada hari Jumat (24 November) di sebuah penjara yang terletak di Sabzevar, provinsi Razavi Khorasan, menurut pernyataan dari Hengaw yang berbasis di Norwegia dan kelompok Hak Asasi Manusia Iran (IHR).

Azari, satu-satunya anak di keluarganya, telah bekerja sebagai pekerja barang bekas.

Hengaw dan IHR, mengutip dokumen resmi, mengungkapkan bahwa Azari berusia 16 tahun pada saat kejahatan dan 17 tahun ketika dieksekusi.

Kedua kelompok mengatakan bahwa tindakan Iran melanggar Konvensi PBB tentang Hak-Hak Anak, yang mendefinisikan seorang anak sebagai siapa pun yang berusia di bawah 18 tahun.

IHR melaporkan bahwa sejak 2010 setidaknya 68 anak di bawah umur telah dieksekusi di Iran.

Direktur IHR Mahmood-Amiry Moghaddam menunjukkan kontradiksi dalam undang-undang Iran, mencatat bahwa sementara 18 adalah usia minimum untuk mendapatkan SIM, hukum pidana negara itu menganggap 15 sebagai usia untuk eksekusi kriminal.

Kelompok itu menuduh media Iran sengaja salah mengartikan usia individu yang dieksekusi untuk menghindari pertanggungjawaban.

Gelombang eksekusi

Eksekusi Azari adalah bagian dari tren yang lebih luas dari peningkatan hukuman mati di Iran.

Eksekusi lain, yang tidak terkait dengan kasus Azari, terjadi pada Kamis (23 November), melibatkan seorang pria berusia awal 20-an yang terkait dengan protes yang meletus pada September 2022.

Protes ini dipicu oleh kematian Mahsa Amini, seorang Kurdi Iran berusia 22 tahun, saat ditahan karena dugaan pelanggaran aturan berpakaian.

Para pegiat hak asasi manusia berpendapat bahwa Iran saat ini sedang mengalami gelombang eksekusi yang belum pernah terjadi sebelumnya karena mengintimidasi publik setelah protes nasional.

(***)