Menu

AS Memveto Resolusi DK PBB yang Menuntut Gencatan Senjata Kemanusiaan Segera di Gaza

Amastya 9 Dec 2023, 18:38
Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa Antonio Guterres menghadiri pertemuan Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa tentang penerapan Pasal 99 piagam Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk mengatasi krisis kemanusiaan di tengah konflik antara Israel dan kelompok Islam Palestina Hamas di markas
Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa Antonio Guterres menghadiri pertemuan Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa tentang penerapan Pasal 99 piagam Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk mengatasi krisis kemanusiaan di tengah konflik antara Israel dan kelompok Islam Palestina Hamas di markas

RIAU24.COM Amerika Serikat pada hari Jumat (8 Desember) memveto permintaan yang diusulkan oleh negara-negara Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa lainnya untuk gencatan senjata segera dalam pertempuran sengit antara Israel dan kelompok militan Palestina Hamas di Gaza, dalam upaya untuk melindungi sekutu lamanya.

Tiga belas anggota lainnya memberikan suara mendukung rancangan resolusi yang digerakkan oleh Uni Emirat Arab, sementara Inggris abstain.

Pemungutan suara dilakukan setelah Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa Antonio Guterres, dalam langkah yang jarang terjadi, secara resmi memperingatkan dewan yang beranggotakan 15 orang itu tentang ancaman global dari perang, yang kini telah berlangsung selama lebih dari dua bulan.

"Apa pesan yang kami kirimkan kepada orang-orang Palestina jika kami tidak dapat bersatu di belakang seruan untuk menghentikan pemboman tanpa henti di Gaza?," Wakil Duta Besar UEA untuk PBB Mohamed Abushahab bertanya kepada dewan.

"Memang, apa pesan yang kami kirimkan kepada warga sipil di seluruh dunia yang mungkin menemukan diri mereka dalam situasi yang sama?" Ucap Abushahab.

"Uni Emirat Arab sangat kecewa. Sayangnya, Dewan ini tidak dapat menuntut gencatan senjata kemanusiaan," tambahnya lagi.

AS membela veto

Amerika Serikat, membela vetonya, mengatakan bahwa resolusi itu masih menyerukan gencatan senjata tanpa syarat.

"Resolusi ini masih berisi seruan untuk gencatan senjata tanpa syarat itu akan membuat Hamas di tempat dapat mengulangi apa yang dilakukannya pada 7 Oktober," kata wakil perwakilan AS untuk PBB Robert Wood.

Wood lebih lanjut mengecam UEA yang menyatakan bahwa rancangan resolusi itu adalah teks yang terburu-buru dan tidak seimbang yang terpisah dari kenyataan, yang tidak akan menggerakkan jarum ke depan di tanah dengan cara konkret apa pun.

"Kami tidak mendukung seruan resolusi ini untuk gencatan senjata yang tidak berkelanjutan yang hanya akan menanam benih untuk perang berikutnya," kata Wood.

Duta Besar Inggris untuk PBB Barbara Woodward mengatakan bahwa negaranya abstain karena tidak ada kecaman terhadap Hamas.

"Israel harus mampu mengatasi ancaman yang ditimbulkan oleh Hamas dan perlu melakukannya dengan cara yang mematuhi hukum humaniter internasional sehingga serangan seperti itu tidak akan pernah bisa dilakukan lagi," katanya kepada dewan.

Duta Besar Israel untuk PBB Gilad Erdan tidak berpidato di Dewan Keamanan setelah pemungutan suara, tetapi dalam sebuah pernyataan mengatakan, “Gencatan senjata hanya akan mungkin terjadi dengan kembalinya semua sandera dan penghancuran Hamas."

Washington, sebagai anggota tetap Dewan Keamanan, dapat memveto resolusi apa pun.

Menjelang pemungutan suara, Guterres mengatakan bahwa kebrutalan yang dilakukan oleh Hamas tidak akan pernah bisa membenarkan hukuman kolektif rakyat Palestina.

(***)