Menu

Penyakit yang Berisiko Diidap Pemilik Golongan Darah A, B, AB, hingga O

Devi 7 Feb 2024, 14:28
Penyakit yang Berisiko Diidap Pemilik Golongan Darah A, B, AB, hingga O
Penyakit yang Berisiko Diidap Pemilik Golongan Darah A, B, AB, hingga O

RIAU24.COM - Golongan darah manusia dibedakan menjadi empat tipe utama, yakni A, B, O, dan AB. Penentuan golongan darah ini dilakukan berdasarkan jenis antigen yang terdapat di dalam darah, yaitu antigen A dan antigen B, serta antibodi yang dihasilkan untuk menghancurkan antigen tersebut.

Selain antigen, ada pula penggolongan darah berdasarkan rhesus atau Rh yang berada di permukaan sel darah merah. Golongan ini ditandai dengan positif (+) dan negatif (-). Dengan begitu, terdapat delapan golongan darah utama, yakni A+, A-, B+, B-, O+, O-, AB+ atau AB-,

Mengetahui golongan darah sangat penting untuk menghindari salah transfusi yang dapat berakibat fatal. Terlebih, setiap golongan darah diyakini dapat menunjukkan banyak hal tentang seseorang. Misalnya, seperti kepribadian atau karakter seseorang, serta risiko kesehatan yang mengintai.

"Mengetahui golongan darah Anda bisa menjadi hal yang penting dalam keadaan darurat medis, tetapi juga dapat memberikan beberapa wawasan menarik tentang kesehatan Anda, menurut dokter spesialis Pathology di Northwestern Medical Group, Glenn E Ramsey, dikutip dari Northwestern Medicine.

Perlu dicatat, golongan darah bukan satu-satunya penyebab risiko penyakit tertentu. Namun, ada berbagai faktor yang berkontribusi memicu masalah kesehatan bagi masing-masing pemilik golongan darah. Berikut penjelasannya seperti dikutip dari Northwestern Medicine dan WebMD.


1. Penyakit Jantung

Orang dengan golongan darah O memiliki risiko paling rendah terkena serangan jantung dan pembekuan darah di kaki dan paru-paru.

Hal ini mungkin terjadi karena orang dengan golongan darah lain memiliki tingkat faktor pembekuan tertentu yang lebih tinggi, yaitu protein yang menyebabkan darah menggumpal (memadat). Gaya hidup sehat jantung sangat penting bagi orang-orang dengan golongan darah A, B, dan AB.

2. Kanker
Penelitian telah menemukan bahwa orang dengan golongan darah A atau AB berisiko lebih tinggi terkena kanker lambung (stomach cancer atau gastric cancer). Tak hanya itu, seseorang dengan golongan darah A, Tipe B, atau Tipe AB, memiliki risiko lebih tinggi terkena kanker pankreas.

3. Stres
Stres dapat meningkatkan tingkat kortisol atau hormon stres di dalam tubuh. Orang dengan golongan darah A cenderung memiliki lebih banyak kortisol. Karenanya, mereka mungkin akan lebih sulit menghadapi situasi stres.

4. VTE
Tromboemboli vena atau VTE adalah suatu kondisi saat gumpalan darah terbentuk di vena dalam di tungkai, pangkal paha, atau lengan. Menurut penelitian, orang dengan golongan darah A, B, atau AB memiliki risiko VTE yang lebih tinggi daripada golongan darah O.

5. Diabetes
Penelitian menunjukkan bahwa diabetes tipe 2 lebih sering terjadi pada orang dengan golongan darah A dan B. Akan tetapi, para pakar belum yakin mengapa hal ini terjadi, sehingga masih perlu penelitian lebih lanjut untuk membuktikannya.

6. Stroke
Risiko seseorang terkena stroke akan meningkat pada orang yang memiliki golongan darah AB. Menurut dokter, hal ini lantaran golongan darah AB lebih cenderung menggumpal daripada golongan darah lainnya.

7. Masalah Memori
Orang dengan golongan darah A, B, dan AB memiliki kemungkinan hingga 82 persen lebih besar untuk mengembangkan masalah memori. Kondisi tersebut dikarenakan ketiga tipe darah itu berisiko dengan masalah penyakit darah tinggi, kolesterol tinggi, dan diabetes yang bisa berdampak pada demensia.

8. Ulkus
Bakteri H pylori memang lebih berisiko menyebabkan kanker perut pada golongan darah A, B, dan AB. Namun ternyata, golongan darah O lebih berisiko mengalami ulkus atau bisul karena bakteri yang sama di dalam tubuh mereka. Kemungkinan, risiko ini akibat respons imunologis tubuh pemilik golongan darah O terhadap bakteri. Sayangnya, masih butuh penelitian lebih lanjut bagaimana bakteri H pylori dapat menyebabkan ulkus pada golongan darah O.

Meski begitu, masih diperlukan lebih banyak data untuk mengkonfirmasi hipotesis ini, namun penelitian ini membantu dokter-ilmuwan mempelajari lebih lanjut tentang bagaimana golongan darah mempengaruhi kesehatan. ***