Menu

Kondisi Warga Gaza di Kamp Pengungsi Jabalia: ‘Kami Terpaksa Menyembelih Kuda untuk Makanan Anak-anak Kami’

Amastya 25 Feb 2024, 16:38
Warga Palestina mencari korban di lokasi serangan Israel di rumah-rumah di kamp pengungsi Jabalia di Jalur Gaza utara, 31 Oktober 2023 /Reuters
Warga Palestina mencari korban di lokasi serangan Israel di rumah-rumah di kamp pengungsi Jabalia di Jalur Gaza utara, 31 Oktober 2023 /Reuters

RIAU24.COM - Di tengah perang berkepanjangan antara Israel dan kelompok militan Hamas, sebuah laporan oleh kantor berita AFP mengungkapkan bahwa sebuah keluarga di kamp pengungsi Jabalia di Gaza utara, membantai dua kuda mereka untuk memberi makan anak-anak mereka.

Anggota keluarga Abu Jibril yang berbicara kepada outlet mengatakan, "Kami tidak punya pilihan selain menyembelih kuda untuk memberi makan anak-anak kami. Kelaparan membunuh kita."

Melarikan diri dari perang, Jibriel yang berusia 60 tahun tiba dari Beit Hanun di dekatnya setelah pemboman Israel terhadap sasaran Hamas.

Mengalami nasib yang sama seperti banyak orang lain yang terjebak di tengah perang sejak 7 Oktober tahun lalu, Jibril tinggal di sebuah tenda dekat bekas sekolah yang dikelola PBB.

"Kami orang dewasa masih bisa melakukannya tetapi anak-anak yang berusia empat dan lima tahun ini, apa kesalahan mereka untuk tidur lapar dan bangun lapar?" katanya.

Gibril diam-diam memegang pilihannya untuk menyembelih kuda-kudanya, diam-diam menyiapkan daging dengan nasi dan menyajikannya kepada keluarga dan tetangganya yang tidak curiga.

Dia mengaku merasa khawatir tentang bagaimana mereka akan merespons.

"Tidak ada yang tahu mereka sebenarnya memakan seekor kuda," ungkapnya.

Laporan itu mengatakan warga telah mencari makan dan mengkonsumsi sisa jagung busuk. Beberapa bahkan mengambil pakan ternak yang dianggap tidak layak untuk dikonsumsi manusia, dan bahkan daun. Semua ini dilakukan untuk mencegah kelaparan yang memburuk.

Kekurangan makanan

Ada kelangkaan makanan. Upaya bantuan untuk Gaza juga terhambat. Sebelumnya, ada laporan penjarahan hiruk pikuk dari beberapa truk yang berusaha untuk mengirimkan bantuan kemanusiaan kepada warga Gaza.

Perserikatan Bangsa-Bangsa telah membunyikan lonceng alarm dan memperingatkan bahwa 2,2 juta orang tertatih-tatih di tepi kelaparan.

Kementerian Kesehatan Gaza pada hari Jumat (23 Februari) mengumumkan jumlah korban yang mengejutkan setidaknya 29.606 korban dalam konflik Gaza sejak 7 Oktober.

Seorang wanita dilaporkan berkata, "Tidak ada makanan, tidak ada gandum, tidak ada air minum."

"Kami sudah mulai mengemis uang kepada tetangga. Kami tidak memiliki satu syikal pun di rumah. Kami mengetuk pintu dan tidak ada yang memberi kami uang,” pungkasnya.

(***)