Menu

Hadapi Pilkada 2024, Hasto: Soliditas Jangan Tertipu yang Mengaku Sahabat tapi Berkhianat

Riko 27 Apr 2024, 20:16
Hasto Kristiyanto (net)
Hasto Kristiyanto (net)

RIAU24.COM - Sekretaris Jenderal Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Hasto Kristiyanto menyampaikan bahwa kunci utama menghadapi Pilkada 2024 adalah soliditas dan tidak ada yang mengaku sahabat PDIP, tapi ternyata berkhianat.

Demikian disampaikannya saat memberikan pengarahan di Rapat Konsolidasi DPC PDIP Kabupaten Majalengka, Jawa Barat. Dikatakannya, terlepas dari proses politik di tingkat nasional terkait hasil pilpres, partai berlambang kepala banteng ini akan move on dan melangkah ke depan. 

"Partai move on, tetap bergerak ke depan, partai menyiapkan langkah-langkah strategis termasuk di dalam agenda yang sebentar lagi akan kita hadapi pada 27 November 2024 dengan Pilkada serentak," kata Hasto Kristiyanto dilansir tempo.co, Sabtu, 27 April 2024.

Hasto menjelaskan, kunci pilkada serentak adalah seluruh jajaran partai dan para elite harus solid. Dalam konteks itu, dia mengingatkan jangan sampai ada lagi pihak yang mengaku sahabat tapi sebenarnya adalah pengkhianat.

"Karena ini ada yang mengaku sahabat tapi malah mendemo kantor partai. Itu pengkhianat bukan sahabat," ujar dia.

Hasto mengingatkan bahwa akan ada beberapa proyek-proyek politik yang mencoba membelah soliditas PDIP melalui politik devide et impera. Dalam Pilkada, lanjutnya, pasti ada vested interest, ada kepentingan-kepentingan, bahkan kadang kepentingan orang per orang. Maka akan ada upaya mengganggu soliditas PDIP.

"Karena itulah, maka kunci menghadapi pilkada, syarat yang pertama, kita harus solid," tutur Hasto menegaskan pernyataannya.

Pada kesempatan itu, Hasto juga menyampaikan satu poin lagi. Menurut dia, dalam menghadapi keguncangan demokrasi yang terjadi saat ini, setiap kader harus selalu mengingat bahwa kebenaran ada di rakyat arus bawah. Sebab nurani paling jernih tersebut ada di sana.

"Karena itu belajar dari pemilu, setiap kader harus tunjukkan watak sejatinya. Sebab ujian itu adalah bukan ketika berjuang berusaha menjadi pemimpin, tapi ujian sebenarnya adalah ketika sudah memegang kekuasaan itu,"tutupnya.