Potret Ketimpangan Sosial di Jakarta, Warga Tanah Tinggi Harus Tidur 'Sif-sifan' karena Rumah Sempit
Kafiah mengaku, telah tinggal di rumahnya itu dan menjalani keseharian tidur secara bergantian dengan keluarganya, selama 6 dekade atau sudah 5 generasi.
"Saya tinggal di situ udah lama sih Saya dari bayi di situ saya udah 60 tahun sekarang sampai emak-bapak saya juga udah meninggal, jadi saya tinggal di situ," kata Kafiah.
Dia menyebut, untuk siang hari biasanya jadwal tidur untuk kakaknya dan anak-anaknya. Ketika malam tiba, jadwal tidur bagi anak dan cucunya.
"Karena yang lain kan pada ngamen, kalau siang yang lain. Nah, kalau malam mereka (anak dan cucu) udah pada pulang," ujarnya.
Dikatakan Kafiah saat tidur malam hari, dirinya harus berhimpitan bersama keluarganya di ruangan kecil tersebut.
"Kita juga tidur desak-desakan himpit-himpitan, kalau ada kipas mah mending," ungkapnya.