Purbaya Dituding Gunakan Buzzer Dibalik Gaya Koboi Menkeu
Menurut Achmad, masalah ekonomi itu riil di masyarakat.
"Ketika Pak Purbaya menjanjikan pertumbuhan ekonomi yang tinggi, apakah sudah ada pertumbuhan tinggi yang meningkat yang signifikan? Dan apakah kemudian masyarakat memiliki daya beli yang tinggi? Apakah juga masyarakat memiliki pekerjaan? Nah, ini semua kan enggak bisa dijawab dengan retorika Pak Purbaya. Ini kan harus riil kelihatan," sambungnya.
Dikatakan Achmad, Purbaya harus membuktikan retorikanya dengan indikator-indikator ekonomi yang objektif.
Misalkan, ketika Rp 200 triliun dikucurkan ke perbankan dengan niat suku bunga perbankan akan turun, harus bisa dirasakan masyarakat.
Disinggung tentang masyarakat yang kini menyukai gaya ceplas-ceplos Purbaya, menurut Achmad hal itu wajar, karena sesuatu yang unik akan menjadi pusat perhatian.
Namun, Achmad mengingatkan bahwa menyenangkan rakyat belum tentu dirasakan oleh rakyat.