Purbaya Dituding Gunakan Buzzer Dibalik Gaya Koboi Menkeu
"Makanya saya kira, kebijakan yang menyentuh itu adalah yang sifatnya riil, ya, dirasakan. Kalau yang sekarang ini kan belum riil sebetulnya, masih menggunakan sinyal-sinyal atau instrumen antara. Memberikan dana kepada perbankan ini kan belum riil. Kemudian mengurangi belanja di daerah dan belanja di kementerian juga tidak riil," katanya.
Achmad justru melihat Purbaya saat ini seperti setengah RI 1.
"Kita gak pernah melihat menteri-menteri yang lain ada yang mendatangi. Tapi banyak juga yang mendatangi Pak Purbaya ini dalam arti, 'Tolong anggarannya jangan dihapus, Pak.' Ya kan BGN juga komentar juga kemudian jadi kontroversi. Sampai dikomentari oleh menteri yang lain. Jadi ini ada satu kegaduhan tanda kutip di antara kabinet kita juga dengan pernyataan-pernyataan Pak Purbaya. Kenapa? Karena mereka khawatir anggarannya diambil, begitu," katanya.
Menurut Achmad hal ini bagus agar kementerian yang lain bergerak dalam penyerapan anggaran.
"Meskipun ini tidak cukup bagus, ya. Diserap bukan berarti berkualitas. Oke. Selalu ada positif dan negatifnya," tukasnya.
(***)