Menu

Ketum GP Ansor Sebut di Riau Ada Kelompok Radikal, Mabes Polri: Harus Ada Bukti Bukan Asumsi

Siswandi 13 Jan 2019, 16:15
Ketua Umum GP Ansor Yaqut Cholil Qoumas
Ketua Umum GP Ansor Yaqut Cholil Qoumas

RIAU24.COM -  JAKARTA- Pihak Kepolisian mengaku belum ada menerima informasi, terkait keberadaan kelompok radikal di Provinsi Riau, seperti yang dilontarkan Ketua Umum Gerakan Pemuda (GP) Ansor, Yaqut Cholil Qoumas. Pihak Polri juga siap menerima laporan terkait keberadaan kelompok tersebut. Namun tentu saja laporan itu harus disertai bukti, bukan sekedar asumsi semata.

Seperti dirilis sebelumnya, perihal keberadaan kelompok radikal di Riau tersebut, dilontarkan Yaqut usai bertemu Presiden Joko Widodo di Istana Negara, Jumat kemarin. Ketika itu, ia menyebutkan ada kelompok radikal yang memboncengi pasangan calon presiden pada kontestasi Pilpres 2019. Selain di Riau, kelompok tersebut disebutnya juga ada di Provinsi Jawa Barat.

“Belum dapat up date-nya tentang informasi tersebut,” kata Karopenmas Mabes Polri Irjen Pol Dedi Prasetyo, Sabtu  12 Januari 2019 kemarin, dilansir republika.co.id.

Dalam kesempatan itu, Dedi mempersilakan GP Ansor melaporkanmua ke Kepolisian. Namun ia menekankan, laporan tersebut harus disertai dengan bukti yang kuat, bukan berdasarkan asumsi pihak GP Anshr semata.
“Iya dipersilahkan (untuk melapor) kalau memang memiliki fakta hukumnya,” ujarnya.

Lebih lanjut ia mengatakan, Polri akan bekerja bila menemukan perbuatan melewan hukum sesuai dengan fakta hukum. Polri juga selama ini berupaya untuk mencegah dan mengurangi risiko akan bahaya radikalisme dengan menggunakan pendekatan yang sangat lunak yakni dengan berdialog dan silaturahmi ke seluruh lapisan masyarakat.

Sebelumnya, perihal keberadaan kelompok radikal itu diungkapkan Yaqut Cholil Qoumas, usai pertemuan dengan Presiden Jokowi di Istana Negara.

"Mereka bukan merusak pemilu, namun mereka menginduk pada salah satu kontestan pemilu untuk masukkan agenda-agenda mereka. Ya dirikan Negara Islam lah, Khilafah Islamiyah, atau minimal mereka dirikan NKRI bersyariat," ujarnya. ***


R24/wan