Menu

Usai Korut Uji Coba Rudal Pesawat Mata-mata AS Berkeliaran di Langit Korsel

Riko 3 Dec 2019, 13:29
Foto (internet)
Foto (internet)

RIAU24.COM -  Pesawat mata-mata Amerika Serikat (AS) terlacak berkeliaran di wilayah udara Korea Selatan (Korsel) pada hari Senin. Aksi pesawat itu terjadi setelah Korea Utara (Korut) menguji tembak rudal dengan peluncur ganda super besar pada 28 November lalu 

Menurut akun pelacak penerbangan, aksi flyover pesawat mata-mata di langit Korsel kemarin merupakan yang kedua kali dalam sepekan ini. 

Penampakan pesawat yang diduga RC-135 W pertama kali dilaporkan di Twitter terbang dari Barat ke Timur melintasi Korea Selatan pada ketinggian sekitar 31.000 kaki sekitar pukul 08.26 pagi. Pesawat mata-mata itu terlacak oleh Aircraft Spots, sebuah akun yang memantau pergerakan pesawat militer.

Akun yang sama mengidentifikasi pesawat Angkatan Udara AS, U-2S, terbang di atas Seoul pada 1 Desember. Sedangkan media Korea Selatan melaporkan bahwa penerbangan terbaru kemarin serupa dengan jet U-2S, EP-3C, E8C dan RC-135V.

Pada 28 November, Korut menguji tembak rudal dengan peluncur roket ganda super besar. Uji tembak misil ini merupakan tes yang ke-13 sepanjang tahun 2019.

"Pemantauan seperti ini adalah rutin, dan kita dapat berasumsi bahwa militer AS mengawasi Korea Utara setiap saat,” kata C. Harrison Kim, seorang ahli dan profesor Korea Utara di Universitas Hawaii di Manoa, kepada Voice of America, Selasa 3 November 2019.

"Tetapi pada saat yang sama, peluncuran rudal baru-baru ini dari Korea Utara dipandang sebagai provokasi dan karenanya, mengingat situasinya, AS harus merespons pada tingkat tertentu," ujarnya.

Pemimpin Korea Utara Kim Jong-un telah memberikan batas waktu akhir tahun untuk perundingan nuklir lebih lanjut antara Washington dan Pyongyang.

"Amerika Serikat harus melakukan beberapa bentuk (pengawasan militer) untuk melakukan bagiannya sebagai kekuatan militer di Asia Timur," ujar Harrison Kim. "Tapi saya pikir situasi yang lebih besar yang dihadapi adalah bahwa Korea Utara mengirim pesan kepada dunia bahwa negara itu siap untuk bernegosiasi, dan menginginkan langkah konkret ke depan dengan Amerika Serikat."

Pentagon sejauh ini belum mengonfirmasi laporan tentang penerbangan pesawat mata-mata di atas wilayah udara Korsel dengan misi mengintai aktivitas militer rezim Kim Jong-un.

 

Sumber: Sindonews