Menu

Dua Tips Membeli Terompet Agar Terhindari Dari Infeksi Bakteri Mematikan

Devi 31 Dec 2019, 17:30
Dua Tips Membeli Terompet Agar Terhindari Dari Infeksi Bakteri Mematikan
Dua Tips Membeli Terompet Agar Terhindari Dari Infeksi Bakteri Mematikan

RIAU24.COM -  Pergantian malam tahun baru semakin dekat. Dalam menyambut pergantian tahun, membeli terompet memang sudah menjadi budaya kebanyakan orang. Namun, hati-hati saat membeli terompet. Ternyata banyak risiko penyakit menular bisa terjadi karena penggunaan terompet.

Untuk mencegahnya, dokter spesialis paru RSUP Persahabatan, dr RR Diah Handayani, SpP(K) menyarankan tips aman untuk membeli terompet. Bagaimana caranya?

1. Perhatikan fisik terompet

Menurut dr Diah, "Sebenarnya saya juga sih tidak menganjurkan untuk membeli terompet. Namun bila tetap ingin membeli sebagai alat memeriahkan tahun baru, perhatikan kondisi fisik terompet yang akan dibeli dengan teliti dan benar," ujar dr Diah seperti dilansir dari detikcom, Selasa, 31 Desember 2019.

dr RR Diah menyarankan untuk selalu perhatikan kondisinya. Pastikan jangan membeli terompet yang sudah lapuk. Serta hindari kondisi yang memiliki tanda-tanda memungkinkan orang lain yang bekas mencobanya, seperti basah dibagian untuk meniupnya.

2. Beli terompet dari bahan plastik

"Lebih baik membeli terompet yang jenis plastik, supaya mudah untuk mengelap ujung terompet dengan tisu antiseptik misalnya, atau juga bisa yang dipencet-pencet saja terompetnya jadi nggak perlu ditiup-tiup," ucap dr Diah.

Selain berisiko dapat menyebarkan virus dan bakteri, dr Diah juga mengatakan bahwa terompet juga bisa berbahaya untuk anak-anak bila tidak dipantau oleh pengawasan orangtua.

"Seperti selongsong yang mengeluarkan bunyi dari terompet ini biasanya berukuran kecil dan bisa masuk ke saluran napas bila terisap anak-anak. Kadang kalau anak-anak itu bila tidak kuat meniupnya, justru jadi malah diisap. Jadi terompet tanpa ditiup bisa jadi solusi untuk mengurangi risiko infeksi bakteri dan juga aman dari sisi respirasi," pungkas dr Diah.

 

 

 

 

R24/DEV