Menu

Mengaku Berjasa Menangkan Jokowi, Denny JA Minta Jabatan Komisaris Inalum, Begini Reaksi Luhut Panjaitan

Satria Utama 15 Jan 2020, 20:44
Luhut Panjaitan
Luhut Panjaitan

RIAU24.COM -  Konsultan politik Denny Januar Ali atau Denny JA meminta kepada Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Panjaitan agar dirinya diberi jabatan sebagai komisaris PT Indonesia Asahan Aluminium atau Inalum (Persero).

Diduga permintaan ini bocor ke publik gara-gara salh kirim pesan WA.  Awalnya, Denny JA diduga ingin mengirimkan pesan permintaan kepada Luhut. Namun pesan pribadi itu malah salah kirim dan diteruskan ke WhatsApp Group Tokoh Nasional. Walhasil, pesan itu bocor dan kemudian menyebar.

Lantas apa komentar Luhut Panjaitan ketika dikonfirmasi mengenai permintaan Denny JA tersebut? Luhut terkesan enggan menjawab pertanyaan wartawan. 

“Capek saya nanggapin yang begituan,” kata Luhut kepada wartawan sembari tersenyum di Kantornya, Jakarta Pusat, Rabu, 15 Januari 2020 seperti dilansir Tempo.

Luhut juga enggan membenarkan ataupun membantah adanya permintaan yang diajukan Denny JA, seperti kabar yang beredar. “Kenapa sih kamu senang yang gitu-gituan, mbok ya (bertanya) yang lebih bermutu gitu lho, yang meminta (jabatan) itu banyak, ” ujarnya. 

Denny sendiri mengklarifikasi kabar itu dalam bentuk cerpen dan menyebut bahwa kabar tersebut hanya gosip. Denny merespons gosip tersebut yang disebutnya dibikin dengan santai sambil menyeruput kopi. "Diberitakan, WA-nya ke salah satu menteri bocor. Ia menawarkan diri menjadi komisaris salah satu BUMN. Entah apa yang salah?" ujar Denny lewat keterangan tertulis, Rabu, 15 Januari 2020.

Denny JA menyebut, dia sudah biasa digosipkan. Sebelum Pilpres, dia juga pernah dikabarkan menerima uang dari Presiden Jokowi sebesar Rp 45 miliar untuk memenangkan calon inkamben tersebut. Kali ini, ujar Denny, gosip kembali menyebar bahwa dirinya meminta jabatan sebagai Komisaris di BUMN.

Menurut Denny JA, dia justru sempat meneruskan gosip yang beredar lewat pesan WhatsApp Group itu ke beberapa orang sebagai informasi. "Ternyata, itu malah di-forward beberapa kali oleh mereka yang senang bergosip ke aneka grup tanpa ada check and rechek dan mengelaborasi konteksnya dulu," ujar Denny.

Jika pun benar dia meminta jabatan di BUMN, kata Denny, pun tidak ada salahnya. Toh, dia ikut memenangkan Presiden Jokowi dua kali berturut-turut.

"Apa yang salah dengan seseorang yang ingin berperan ikut memajukan negaranya dengan mengajukan diri menjadi komisaris BUMN? Bukankah itu memang jabatan terbuka yang bisa diisi siapa saja yg kompeten?" ujarnya. ***