Menu

Pemenang Nobel Ini Salahkan China Dalam Penyebaran Virus Corona, Pemerintah Beijing Murka

Satria Utama 17 Mar 2020, 09:19
Pemenang Hadiah Nobel Sastra 2010, Mario Vargas Llosa. Foto/Reuters/Andrea Comas
Pemenang Hadiah Nobel Sastra 2010, Mario Vargas Llosa. Foto/Reuters/Andrea Comas

RIAU24.COM -  LIMA - Pemerintah China marah besar kepada pemenang Nobel Sastra asal Peru, Mario Vargas Llosa. Ia dikecam Beijing, karena telah menyalahkan China sebagai asal-usul pandemi virus Corona jenis baru, Covid-19.

Dalam sebuah artikel yang ditulisnya di surat kabar Spanyol; El Pais, dan La Republica di Peru,  pemenang Hadiah Nobel Sastra 2010 itu mengatakan wabah virus corona baru akan bermain berbeda jika China adalah negara demokrasi.

"Tidak seorang pun tampaknya mengatakan bahwa semua ini tidak akan terjadi di dunia jika China yang populer adalah negara bebas dan demokratis daripada kediktatoran," tulis Llosa.

"Setidaknya satu dokter yang prestisius, dan mungkin beberapa, mendeteksi virus ini dalam banyak waktu dan bukannya mengambil tindakan yang sesuai, pemerintah justru berusaha menyembunyikan informasi dan membungkam suara itu, atau suara-suara yang masuk akal, dan mencoba untuk menahan informasi, seperti halnya semua kediktatoran," ungkap LIosa dalam artikel tersebut.

Vargas Llosa juga menyebut virus itu berasal dari China, yang menurut Kedutaan China di Peru pendapat tersebut tidak akurat. "Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sejauh ini belum dapat mengidentifikasi asal COVID-19," kata kedutaan.

Pendapat Llosa itu menimbulkan kecaman keras pemerintah China. "Kami menghormati kebebasan berekspresi tetapi itu tidak berarti menerima fitnah dan stigmatisasi yang sewenang-wenang," kata Kedutaan Besar China untuk Peru dalam sebuah pernyataan, seperti dikutip Sindonews dari AFP, Selasa (17/3/2020).

"Kedutaan meminta Vargas Llosa sebagai tokoh publik, untuk tidak menyebarkan pendapat yang tidak bertanggung jawab dan berprasangka yang tidak memiliki tujuan," lanjut Kedutaan China.

Virus ini secara luas diyakini berasal dari pasar hewan hidup di Wuhan, ibu kota Provinsi Hubei, China. China pertama kali memberi tahu WHO pada akhir Desember 2019 tentang pneumonia yang tidak biasa yang terdeteksi di Wuhan. Seminggu kemudian para pejabat mengumumkan bahwa mereka telah mengidentifikasi virus baru. Itu seminggu lagi sebelum kasus pertama yang dilaporkan muncul di luar China, yakni di Thailand.

Namun, beberapa pejabat China telah mempromosikan teori konspirasi liar bahwa virus corona baru berasal dari Amerika Serikat (AS). Juru bicara Kementerian Luar Negeri China Zhao Lijian melalui Twitter pada minggu lalu mengatakan; "Mungkin tentara AS yang membawa epidemi (Covid-19) ke Wuhan."***