Menu

Kubur Mayat Tanpa Identitas, Petugas Sosial Ini Kaget, Ternyata Anak Kandungnya Sendiri

Siswandi 21 Jul 2020, 11:35
Antariksa berdoa di makam anaknya yang sempat dikira jenazah tanpa identitas. Foto: int
Antariksa berdoa di makam anaknya yang sempat dikira jenazah tanpa identitas. Foto: int

RIAU24.COM -  Kaget bercampur sedih tak terkira, begitulah yang dirasakan Antariksa, pegawai Tenaga Kesejahteraan Sosial Kecamatan di Dinas Sosial Pekalongan, Jawa Tengah. Hal itu setelah ia menguburkan mayat tanpa identitas yang dikiranya anak punk. Namun siapa sangka, ternyata jasad yang dikuburkannya itu ternyata anak kandungnya sendiri, yang telah lama menghilang dan dicari ke mana-mana.  

"Sejak hilang, setiap hari saya mencari keberadaannya. Pada saat pencarian dari siang hingga malam hari saya dibantu oleh Babinkamtibmas dan Babinsa," ungkap Nanang, demikian panggilan akrabnya, dilansir kompas yang merangkum tribun jateng, Sabtu akhir pekan kemarin. 

Dikatakan, anaknya yang hilang itu bernama Surya (15). yang hilang sejak 18 April 2020 silam. Sehari setelah anaknya pergi tanpa kabar, Nanang mendapatkan informasi dari teman Surya bahwa anaknya itu pergi bersama KNP (17) alias NK warga Setono, Kecamatan Pekalongan Timur Kota Pekalongan.

Saat ini, Nk telah ditetapkan sebagai tersangka pembunuhan di bantaran Sungai Klego, Kecamatan Pekalongan Utara. 

Ketika bertemu, NK membenarkan dirinya bersama Surya pergi bersama ke wilayah Bandar, Kabupaten Batang. Mereka berpisah, karena Surya pergi duluan. Nanang mengakui, ketika itu ia memang tidak menaruh curiga dan percaya saja terhadap keterangan NK. Ia mempercayai keterangan NK. 

"Padahal, anak saya itu tidak pernah menginap ke rumah orang lain dan membawa sepeda motor sendirian.Saya ditemani Pak Babin dan Babinsa sempat mencari ke Bandar mencari Surya, tapi hasilnya nihil," tuturnya. 

"Setiap hari saya mencari keberadaan anak. Hasilnya nihil terus. Banyak, teman saya dan orang yang curiga sama NK, tapi tidak ada bukti sehingga saya pasrah pada Yang Maha Kuasa," ujarnya lagi. 

Seminggu setelah hilangnya Surya, ia menerima informasi adanya penemuan mayat di Jalan Dr Sutomo, Kecamatan Pekalongan Timur, Kota Pekalongan. Saat ditemukan, mayat tersebut tidak ada identitasnya. Identitasnya juga sudah tidak bisa dikenali, karena tubuhnya sudah dikerubungi belatung. 

Punya Feeling 
"Penemuan mayat tersebut pada tanggal (24/4/2020). Tugas saya kan, sebagai pekerja sosial dan selalu mengurusi ketika ada mayat ditemukan tanpa identitas. Pada saat ditemukan, saya sempat membatin, tinggi badan dan kulit kakinya sama seperti anak saya, tapi wajah tidak bisa dikenali karena kulit sudah mengelupas dan banyak belatung. Lalu, kepala saja sudah hampir lepas," kenangnya lagi. 

Rasa itu masih berlanjut, saat jenazah itu dimandikan dan disalatkan. Nanang selalu teringat kepada anaknya Surya. Begitu juga saat dimakamkan di TPU Sapuro, Pekalongan, Nanang selalu kepikiran kepada Surya. 

Biasanya, mayat tanpa identitas hanya diberi nisan dari bambu biasa. Akan tetapi, terhadap jenazah tersebut, Nanang memberikan batu nisan dan menuliskan tanda X di batu nisan tersebut. Tujuannya, agar apabila ada orangtuanya mencari, mereka tidak lagi kebingungan karena sudah ada tandanya. 

"Begitu spesial sekali saya perlakukan mayat tersebut, saya belikan batu nisan dan saya juga terus berdoa di pusara anak tanpa identitas tersebut. Saya sering ke sana karena saya rindu dengan anak saya," katanya,

Anak Sendiri 
Nanang baru merasakan kaget luar biasa, setelah beberapa hari kemudian. Dalam sebuah pemberitaan di media online, dikabarkan bahwa NK telah ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus pembunuhan seorang remaja di bantaran Sungai Bantaran Klego. 

Saat itu juga, Nanang muncul kecurigaan terhadap NK. Apalagi, NK pernah mengakui dirinya pernah pergi bersama Surya ke lokasi tersebut.  

"Kakaknya S melihat di sosial media, bahwa NK ditangkap polisi karena melakukan pembunuhan. Terus, banyak warga yang bilang bahwa NK juga terlibat kasus pembunuhan yang mayatnya ditemukan membusuk di jalan Dr. Sutomo," tutur Nanang. 

Mendapatkan informasi tersebut, ia langsung ke kantor polisi untuk memastikan keberadaan anaknya kepada NK. "Saya datang ke kantor polisi karena saya yakin, anak saya jadi korban pembunuhan oleh NK. Tapi, saat saya ke kantor polisi NK masih diperiksa," tuturnya. 

"Tapi saya pastikan, jasad yang ditemukan tanpa identitas tersebut merupakan anak saya. Lalu, saya langsung datang ke makam, berdoa serta membersihkan kuburan anak saya," katanya. 

Keyakinan Nanang itu bukan tanpa dasar. Menurutnya, kepastian tersebut ia dapatkan berdasarkan dari kendaraan yang dimodifikasi Surya berada di Kabupaten Batang. "Saya dengar, bahwa kendaraan (bb) S yang sudah dimodifikasi berada di Batang. Karena, pelek motor yang berwarna emas itu tidak diubah dan saya ingat sekali," ujarnya. 

Nanang mengenang, S merupakan anak yang penurut dan jiwa sosialnya tinggi. Teman sekolahnya SMP juga berdatangan. Seolah tak percaya bahwa S telah tiada. Mereka menangis bersedih kehilangan teman baik. 

"Kami menggelar doa bersama untuk kepergian Surya seminggu ini. Semoga anak saya tenang di sana, saya serta istri sudah ikhlas atas kepergian Surya," terang Nanang menahan air matanya menetes. 

Sementara itu, Kasat Reskrim Polres Pekalongan Kota AKP Ahmad Sugeng saat dihubungi mengatakan saat ini pihaknya masih memperdalam kasus tersebut. 

"Terkait kasus pada bulan April tahun 2020, anggota masih memperdalam dan melakukan penyelidikan terhadap tersangka. Apakah ada tersangka yang lain, kami masih melakukan penyelidikan," terangnya. ***