Menu

Ketika Stigma Virus Corona Semakin Dalam dan Membahayakan di Indonesia

Devi 17 Sep 2020, 16:00
Stigma Virus Corona Semakin Dalam dan Berbahaya di Indonesia
Stigma Virus Corona Semakin Dalam dan Berbahaya di Indonesia

RIAU24.COM -  Saat ibu Ari Harifin Hendriyawan dinyatakan positif mengidap virus Corona, tetangganya membawa palu dan paku dan berkerumun di jalan setapak depan rumahnya. Dari rumahnya di kaki bukit yang subur di Jawa Barat, Indonesia, pria berusia 23 tahun itu mengatakan kepada Reuters bahwa barikade itu muncul beberapa hari setelah dia menerima hasil tes negatif dan berada di rumah dalam isolasi sendiri.

"Tentu saja saya marah," katanya, "Jika saya tidak ditahan [oleh kerabat], saya tidak tahu apa yang bisa terjadi."

Saat virus corona menyebar ke negara terpadat keempat di dunia, virus itu juga menyebar. Sebuah stigma yang menurut para ahli kesehatan masyarakat telah menghentikan orang untuk dites karena takut dijauhi dan mempersulit tanggapan terhadap pandemi.

Selama berbulan-bulan Indonesia telah berjuang untuk membendung peningkatan penularan, dengan hampir 229.000 kasus dan jumlah kematian 9.100, tertinggi kedua di Asia setelah India. Ia juga memiliki salah satu tingkat pengujian terendah di dunia.

Juru bicara satuan tugas COVID-19 Wiku Adisasmito mengatakan stigma pada pasien yang terinfeksi masih menjadi masalah. Dia mengatakan pemerintah sedang melakukan apa yang bisa dilakukan untuk melawannya.

“Stigma hanya dapat dihapus dengan mempromosikan kesehatan untuk meningkatkan kesadaran tentang infeksi dan empati untuk membantu mereka yang membutuhkan,” katanya.

Halaman: 12Lihat Semua