Menu

Ini Sebabnya, Mengapa Ali Jaber Disapa Dengan Panggilan Syekh, Bukan Habib

Siswandi 21 Sep 2020, 12:53
Syekh Ali Jaber
Syekh Ali Jaber

RIAU24.COM -  Sebagian orang awam biasa menyapa orang-orang keturunan Arab dengan panggilan habib. Tapi panggilan itu tak berlaku bagi Ali Saleh Mohammed Ali Jaber. Penceramah yang juga penghafal Alquran ini malah biasa disapa Syekh Ali Jaber. 
 
Padahal, Syekh Ali Jaber lahir dan besar di Medinah. Bahkan almarhum pamannya adalah salah seorang imam besar Masjid Haram di Makkah, 

Terkait hal itu, Syekh Ali Jaber mengaku sapaan 'Syekh' kepada dirinya sudah disematkan sejak ia masih duduk di bangku Sekolah Dasar. Hal itu karena ia sudah dikenal menjadi salah seorang hafiz atau penghapal quran.

"Di lingkungan keluarga besar, para guru, kepala sekolah memanggil saya Syekh Ali. Itu bukan sesuatu yang diharapkan apalagi diminta, tapi diberikan begitu saja sebagai penghormatan," ungkapnya, Senin 21 September 2020.

Dalam bincang-bincang bersama detik itu, Syekh Ali pun memberikan penjelasan soal panggilan itu. 

Dikatakaan, sapaan 'habib' yang selama ini dialamatkan masyarakat di Indonesia, lebih ditujukan kepada mereka yang punya garis keturunan langsung dengan Nabi Muhammad SAW. Sedangkan untuk kaum perempuannya yang juga memiliki garis keturunan yang sama, biasa disapa dengan sebuatan 'Syarifah'. 

Tapi di Arab Saudi, sapaan kepada mereka yang punya garis keturunan Nabi itu adalah Sayyid bila berasal dari dari cucu Nabi, Hasan dan Syarif jika berasal dari garis keturunan Husein.

"Jadi, Syeikh itu adalah sapaan gelar. Jadi seorang habib bisa jadi juga syekh, tapi syekh belum tentu habib," terangnya.

Ia pribadi mengaku terkadang suka malu, apakah layak dipanggil dengan gelar Syekh. Apakah akhlaknya pantas dan berhak mendapat gelar ini tersebut. 

Bahkan pernah pada suatu waktu, pihak penerbit akan merilis buku karyanya, juga seorang teman membuatkan Instagram, Ali Jaber mengaku meminta mereka untuk tak mencantumkan gelar Syekh. 

"Tapi mereka berkeras mau menuliskan gelar itu, ya sudah lah saya jalani saja takdir Allah ini," ujarnya.

Ali Jaber kembali menegaskan pencantuman gelar itu sebetulnya menjadi beban tersendiri bagi dirinya. Sebab, hal itu menuntutnya untuk selalu menjaga tindakannya, mulai ucapan, sikap, dan perilakunya, agar selalu bertanggung jawab. Sama halnya seperti para Syekh dan ulama yang menjadi pendahulu, mereka yang telah membawa Islam rahamatan lil alamin. ***