Menu

Terkuak, Ternyata Ada Lagi Kepala Daerah Positif Covid-19 Setelah Disuntik Vaksin

Siswandi 31 Jan 2021, 23:28
Wakil Walikota Depok, Pradi Supriatna (kanan). Foto: int/viva
Wakil Walikota Depok, Pradi Supriatna (kanan). Foto: int/viva

RIAU24.COM -  Kisah tentang kepala daerah yang terjangkit Covid-19, terus terungkap. Meski pun yang bersangkutan sudah menjalani suntik vaksin. Kali ini, yang merasakannya adalah Wakil Walikota Depok, Pradi Supriatna. 

Saat ini, ia harus menjalani perawatan medis setelah dinyatakan positif Covid-19. Padahal, Pradi adalah satu dari 10 pejabat di kota itu yang menerima vaksin tahap awal, beberapa waktu lalu.

Apa yang dirasakan Pradi, menambah daftar kasus serupa. Sebelumnya, hal yang sama juga dialami Bupati Sleman, Yogyakarta Sri Purnomo. Ia juga dinyatakan positif Covid-19 setelah usai menjalani suntuk vaksin untuk tahap pertama. 

Terkait penyakit yang dialaminya, Pradi mengaku jika dirinya saat ini telah berangsur membaik dalam perawatan di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kota Depok. 

“Saya enggak tahu terpapar dari mana,” akunya, Minggu 31 Januari 2021

Dilansir viva, Pradi meyakini, ia terpapar bukan karena vaksin. Sebab, ia masih melakukan aktivitas biasa usai divaksin. 

"Usai vaksin pertama tidak ada gejala apa-apa, saya masih olahraga," tuturnya.

Menurut informasi, Pradi masuk RSUD pada Sabtu malam, 31 Januari 2021, setelah hasil swab PCR dirinya menyatakan positif COVID-19. Terkait itu, Pradi pun meminta seluruh keluarga ataupun orang yang sempat kontak erat dengannya agar dilakukan tracing.

“Keluarga saya minta swab semua walaupun mereka sehat-sehat saja,” ujarnya

Pradi mengaku, ia sempat mengalami beberapa gejala. Di antaranya, lemas, demam, flu dan sedikit batuk. Kondisi itu ia rasakan ketika hendak mengikuti vaksin tahap dua pada Kamis, 28 Januari 2021.

Namun, karena ada gejala tersebut, Pradi pun akhirnya batal menjalani vaksinasi. Ia dinyatakan positif usai menjalani swab PCR pada Jumat 29 Januari 2021.

Karena itu, Pradi mengimbau agar masyarakat tetap mematuhi protokol kesehatan. Hal ini lantaran penularan virus tak bisa diduga meski sudah menjalankan prokes secara ketat. ***