Menu

Inilah Alasan Mengapa Mutilasi Alat Kelamin Wanita Masih Dipraktekkan Di Banyak Negara

Devi 8 Feb 2022, 11:48
Foto : India.com
Foto : India.com

RIAU24.COM -  Sejak 2012, tanggal 6 Februari diperingati sebagai Hari Internasional Tanpa Toleransi untuk Mutilasi Alat Kelamin Wanita (FGM) bertujuan untuk memperkuat dan mengarahkan perhatian pada upaya berkelanjutan untuk memberantas praktik Mutilasi Alat Kelamin Wanita.

FGM, juga di masa lalu disebut sebagai 'sunat perempuan' adalah pelanggaran hak asasi manusia berbasis gender yang disetujui secara sosial , sebuah praktik berbahaya yang tidak memiliki manfaat medis apa pun. 

Laporan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) tentang FGM menggarisbawahi bahwa secara global, lebih dari 200 juta anak perempuan yang hidup saat ini telah menderita FGM di lebih dari 30 negara karena alasan budaya, agama, dan tradisional yang berbeda. Laporan lain yang dirilis oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa menyoroti bahwa pembatasan di seluruh dunia karena pandemi virus corona telah menempatkan lebih dari dua juta anak perempuan di seluruh dunia pada risiko yang lebih tinggi untuk menjalani mutilasi alat kelamin perempuan secara paksa. 

sunat perempuan

Meskipun jumlah pastinya tidak diketahui, diyakini bahwa 100 juta perempuan dan anak perempuan dari komunitas diaspora di seluruh dunia yang sebagian besar terkonsentrasi di 29 negara Afrika telah menjadi sasaran FGM. Kelompok etnis tertentu di Asia (termasuk India, Pakistan, Indonesia), Timur Tengah dan Amerika Selatan juga menghadapi pelanggaran hak fundamental perempuan atas kesehatan, integritas tubuh, bebas dari diskriminasi dan perlakuan yang merendahkan. 

Apa itu Mutilasi Alat Kelamin Wanita?

Halaman: 12Lihat Semua