Menu

BPOM Harus Lebih Selektif Dalam Memilih Bahan Kimia Obat yang Diimpor

Intan Salfitri 4 Nov 2022, 20:45
 BPOM Harus Lebih Selektif Dalam Memilih Bahan Kimia Obat yang Diimpor
BPOM Harus Lebih Selektif Dalam Memilih Bahan Kimia Obat yang Diimpor

RIAU24.COM - Departemen Kementrian Kesehatan (Kemenkes), Badan Pengawas Obat dan Makanan (FDA) telah melakukan upaya yang signifikan untuk mengobati cedera ginjal akut atau Acute Kidney Injury (AKI).

Upaya yang dilakukan Kementerian Kesehatan antara lain, pelarangan sementara penjualan obat sirup dan pembelian obat fomepizole. Sementara itu, BPOM terus menyelidiki obat mana yang aman dan berbahaya.

Ahli epidemiologi Pandu Riono memberikan pendapatnya tentang topik ini.

Dikutip dari Liputan6.com, Kamis (11/3/2020), Pandu mengungkapkan bahwa yang dilakukan selama ini sudah benar.

“Saya rasa pengobatan selama ini sudah memadai (benar)” ujarnya.

Pandu mengatakan pemerintah perlu tahu apa yang harus dilakukan untuk mencegah insiden serupa di masa depan.

Mengenai kinerja BPOM, dia mengatakan badan tersebut telah melakukan apa yang seharusnya dilakukan.

Namun sistem yang dibangun saat ini belumlah cukup, beberapa bahan obat di Indonesia diimpor, dan bahan kimianya mungkin sama, tetapi bahan kimia untuk obat itu harus lebih murni, kualitasnya harus sangat tinggi.

"Harus dilakukan oleh industri farmasi atau pedagang besar farmasi misalnya. Tidak bisa dilakukan oleh importir lain," katanya.

Saat ini belum ada regulasi impor bahan baku farmasi melalui BPOM.

Tentunya bahan baku obat impor harus didatangkan ke Indonesia dengan pengetahuan BPOM.

“Industri farmasi yang membutuhkan kehati-hatian dalam pemilihan bahan baku seringkali tidak diikuti karena pengendalian mutu dan penjaminan mutu tidak sama di semua industri farmasi,” kata Pandu.

Oleh karena itu, harus ada perubahan peran BPOM, serta peran yang belum ada harus segera diaktifkan.