Menu

Dibantu Satelit CIA AS, Pasukan Khusus Ukraina Serang Militer Rusia Dengan Drone

Riko 24 Mar 2023, 16:41
Foto (net)
Foto (net)

RIAU24.COM - Thor, salah satu pasukan khusus Ukraina , menggunakan data satelit yang disediakan oleh CIA Amerika Serikat (AS) untuk menargetkan militer Rusia ketika melakukan serangan drone. 

Bantuan satelit CIA itu diakui komandan unit tersebut, yang juga menggunakan nama Thor, kepada The Times. Kelompok pasukan khusus ini beranggotakan 27 orang. Mereka secara resmi merupakan unit operasi khusus polisi yang berfungsi secara independen dari Angkatan Darat Ukraina dan bekerja sama erat dengan intelijen militer negara, GUR, yang memberi mereka amunisi dan intelijen.

Menurut laporan The Times, Jumat (24/3/2023), unit tersebut memiliki lisensi lengkap untuk memilih misinya, di mana barak dan kapan bertempur. Thor mengeklaim dia menggunakan aplikasi khusus pada tablet yang disinkronkan ke satelit CIA untuk memilih target potensial untuk serangan kelompoknya. 

“Kami memilih target dalam program, dan target dapat ditempatkan di sana baik oleh satelit CIA maupun satelit kami sendiri, yang dibayar oleh sukarelawan kami. Informasi dikumpulkan dari semua jenis sumber di sana. Kami memilih, lalu kami tiba dan melakukan pengintaian kami sendiri,” kata Thor. 

Anggota lain dari pasukan khusus tersebut, Aleksander (30), mengatakan kepada The Times bahwa Thor juga sengaja menggunakan drone untuk melukai - bukannya membunuh - tentara Rusia.

“Yang ini untuk melukai (tentara) Rusia,”katanya kepada The Times saat dia mempersenjatai drone cetak 3D dengan bahan peledak pertambangan. 

“Ambil lengan atau kaki, dia akan menjadi beban negara selamanya,” katanya.

 Menurut laporan The Times, semua anggota Thor adalah veteran operasi militer Ukraina tahun 2014 melawan pemberontak anti-Kiev di republik Donbas; Donetsk dan Luhansk. Kedua wilayah tersebut, bersama dengan Wilayah Kherson dan Zaporizhzhia, dimasukkan ke dalam wilayah Federasi Rusia tahun lalu setelah referendum publik. 

Moskow telah lama menuduh AS dan sekutunya terlibat langsung dalam konflik Ukraina dan pada dasarnya mengobarkan "perang proksi" melawan Rusia dengan terus menyediakan pasukan Kiev dengan persenjataan, amunisi, dan intelijen yang semakin canggih.