Menu

7 Ilmuwan Perempuan Ini Mampu Menguak Rahasia Kehidupan di Bumi, Siapakah Itu ?

Devi 21 Sep 2023, 10:19
7 Ilmuwan Perempuan Ini Mampu Menguak Rahasia Kehidupan di Bumi, Siapakah Itu ?
7 Ilmuwan Perempuan Ini Mampu Menguak Rahasia Kehidupan di Bumi, Siapakah Itu ?

RIAU24.COM -  Studi tentang kehidupan memang tak bisa sembarangan dan memerlukan penyelidikan terhadap berbagai aspek. Dari perilaku, perkembangan, anatomi, fisiologi, taksonomi, ekologi, bahkan evolusi.
Oleh karena itu, kemajuan berbagai bidang ilmu kehidupan tak bisa dipisahkan dari karya-karya peneliti yang kini sudah tidak terhitung jumlahnya. Namun, ternyata ilmuwan perempuan masih menyumbang sebagian kecil dari jumlah keseluruhannya.

Untuk itu, yuk simak 7 ilmuwan perempuan yang teliti studi tentang kehidupan di Bumi dikutip dari laman Ensiklopedia Britannica. Berikut ini daftarnya:
 
7 Ilmuwan Perempuan yang 'Menguak Rahasia' Kehidupan di Bumi

1. Maria Anning
Maria Anning disebut sebagai pemburu fosil dan ahli anatomi amatir asal Inggris. Meski amatir, ia dipuji karena penemuan spesimen dinosaurus ikonik-nya yang membantu perkembangan awal bidang paleontologi.

Penggaliannya juga membantu karir banyak ilmuwan Inggris untuk mencari berbagai spesimen. Melalui spesimen yang ditemukan, para ilmuwan bisa mempelajari dan menyusun bagian penting dari sejarah geologi Bumi.

Beberapa ilmuwan juga mencatat bahwa fosil yang ditemukan oleh Anning mungkin berkontribusi terhadap teori evolusi yang dikemukakan oleh naturalis Inggris, Charles Darwin.

2. Rachel Carson

Rachel Carson adalah tokoh terkemuka dalam sejarah gerakan lingkungan hidup Amerika. Ia adalah ahli biologi yang tulisannya terkenal tentang pencemaran lingkungan dan sejarah alam serta laut.

Dari tahun 1946-1952, Carson bekerja sebagai ahli biologi akuatik di Biro Perikanan Amerika Serikat. Selama bekerja, ia menulis buku berjudul Under the Sea-Wind (1941) dan The Sea Around US (1951) yang memenangkan Penghargaan Buku Nasional.

Karyanya yang paling terkenal adalah Silent Spring (1962) yang kemudian menjadi buku terlaris dan menarik perhatian pada konsekuensi jangka panjang dari pencemaran lingkungan.

3. Margaret Bryan Davis

Margaret Bryan Davis adalah ahli biologi perilaku dan paleoekologi asal Amerika Serikat. Ia adalah sosok yang melakukan penelitian perintis tentang palinologi (studi tentang serbuk sari dan spora tanaman).

Hal itu bermula sejak tahun 1950-an ketika Davis menjadi mahasiswa di Universitas Kopenhagen. Ia mempelajari sampel serbuk sari yang disimpan selama periode interglasial (periode relasi hubungan antara zaman es) di Greenland.

Dari belajar ia mengembangkan pendekatan baru terhadap interpretasi catatan serbuk sari ketika bekerja di Universitas Michigan. Karyanya memberikan wawasan penting mengenai pengaruh faktor lingkungan seperti iklim terhadap struktur komunitas biologis.

4. Sylvia Alice Earle

Sylvia Alice Earle adalah ahli kelautan dan penjelajah Amerika yang mempelajari ganggang laut. Selain itu ia juga menulis buku dan membuat film dokumenter yang membantu meningkatkan kesadaran akan bahaya penangkapan ikan berlebihan dan polusi laut.

Namun perannya yang paling terkenal adalah saat ia memimpin tim aquanaut perempuan pertama untuk melakukan ekspedisi bawah laut pada tahun 1970. Ekspedisi itu merupakan bagian dari eksperimen Tektite II yang merupakan proyek untuk menjelajahi laut dan menguji kelangsungan habitat perairan serta dampak kesehatan dari tinggal lama di struktur bawah air.

Ekspedisi itu memakan waktu dua minggu, Earle akhirnya menyaksikan secara langsung dampak dari pencemaran terhadap terumbu karang. Hal ini sebagai sejarah karena saat ini perempuan akhirnya memasuki bidang yang biasanya dikelola laki-laki.

5. Wangari Maathai

Politisi Kenya dan aktivis lingkungan Wangari Maathai adalah perempuan kulit hitam Afrika pertama yang memenangkan Hadiah Nobel Perdamaian pada tahun 2004. Maathai termotivasi oleh gagasan bahwa perempuan desa dapat meningkatkan kualitas hidup mereka dan lingkungan dengan menanam pohon.

Pada tahun 1977, ia mendirikan Gerakan Sabuk Hijau yang berfokus pada konservasi lingkungan, penanaman pohon, dan hak-hak perempuan. Tahun 2023, gerakan ini telah menanam lebih dari 50 juta pohon.

Maathai juga seorang pembela hak asasi manusia, pencegahan AIDS, dan isu-isu perempuan. Ia sering menyampaikan keprihatinannya pada pertemuan Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).

6. Jane Goodall

Jane Goodall yang merupakan ahli etologi yang mempelajari perilaku hewan dari Inggris. Goodall terkenal karena penelitiannya tentang simpanse di Taman Nasional Gombe Stream, Tanzania. Perjalanan dimulai pada tahun 1950 ketika ia memutuskan untuk meninggalkan sekolah dan pergi ke Afrika.

Saat itu, ia menekuni minatnya dalam studi perilaku hewan saat bekerja dengan Louis Leakey. Perjalannya berlanjut hingga Goodall mendirikan kampus di Gombe Stream Game Reserve untuk mempelajari populasi simpanse di daerah tersebut.

Pekerjaan ini mencapai puncaknya pada gelar PhD dalam bidang etologi dari Universitas Cambridge. Ia adalah salah satu dari sedikit orang yang menerima gelar doktor tanpa terlebih dahulu memperoleh gelar sarjana.

7. Margaret Morse Nice

Margaret Morse Nice adalah ahli etologi dan ahli burung Amerika Serikat yang melakukan studi lapangan. Hasil studinya berpengaruh terhadap burung di Amerika Utara termasuk burung pipit (Melospiza melodia).

Kecintaannya terhadap alam terbentuk sejak kecil saat ia tinggal di Oklahoma. Kala itu ia sempat membaca surat di koran lokal yang mendukung pembukaan musim berburu untuk burung merpati pemurung (Zenaida macroura) di bulan September.

Setelah membacanya, ia memulai penelitian tentang perilaku bersarang burung tersebut. Hasilnya ia menunjukkan bahwa burung sebenarnya bersarang pada bulan Oktober bukan September seperti yang ia baca di surat kabar.

Pengalaman ini membuatnya ingin mempelajari burung-burung. Bersama sang suami ia menulis penelitian berjudul The Birds of Oklahoma.

Penelitian itu berisi survei komprehensif dengan jumlah 122 halaman berisi berbagai spesies burung yang ia temui. Penelitian ini akhirnya diterbitkan dalam bentuk buku pada tahun 1924 dan edisi revisinya dirilis pada tahun 1931.

Setelah buku pertama terbit, Nice kemudian menulis lebih dari 250 makalah ilmiah, ribuan review, dan buku lainnya. Di antaranya adalah The Watcher at the Nest (1939) dan Development of Behavior in Precocial Bird (1962).
 
Itulah 7 perempuan paling berpengaruh dalam penelitiannya tentang studi kehidupan, keren sekali mereka ya! ***